Ketua DPRD Pamekasan Kaget, 80 Kios dan 60 Lapak Pasar 17 Agustus 4 Tahun Mangkrak
Sebanyak 80 kios dan 60 lapak di dalam Pasar 17 Agustus, Jalan Pintu Gerang, Kelurahan Bugih, Kecamatan Kota Pamekasan Madura, yang dibangun pada 201
Penulis: Muchsin Rasjid | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, PAMEKASAN – Sebanyak 80 kios dan 60 lapak di dalam Pasar 17 Agustus, Jalan Pintu Gerang, Kelurahan Bugih, Kecamatan Kota Pamekasan Madura, yang dibangun pada 2014 lalu, senilai di atas Rp 5 miliar kini mangkrak tidak difungsikan.
Padahal, padal saat dibangun, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperidag) Pemkab Pamekasan, menjanjikan kios dan lapak itu, akan ditempati pedagang paling lambat akhir 2015 lalu. Namun hingga saat ini, belum ada tanda-tanda bangunan itu akan ditempati.
Bahkan kini sebagian bangunan itu sudah rusak sebelum ditempati. Beberapa pintu rolling door terbuka menganga tak bisa ditutup. Di antara genting bocor dan dinding tembok kios sudah kotor, terlihat kumuh seakan tidak terawat.
Tidak berfungsinya 80 kios dan 60 lapak pedagang ini membuat kaget Ketua DPRD Pamekasan, Halili Yasin dan Ketua Komisi II DPRD Pamekasan, Apik, yang melakukan inspeksi mendadak (sidak) sambil mengelilingi lokasi, yang ditemui Kepala Pasar 17 Agustus, Supriadi, Ketua Asosiasi Pedagang 17 Agustus, Alek Burhanuddin dan Babinsa Bugih, anggota Koramil 01 Kota, Serda Teguh Anugerah, Rabu (19/12/2018).
Kepala Pasar 17 Agustus Supriadi, di hadapan Halili menjelaskan, tidak difungsikannya 80 kios dan 60 lapak itu bukan wewenang dirinya, melainkan tergantung apa kata pimpinannya (maksudnya Disperindag). Sehingga dirinya tinggal menunggu perintah, maka pedagang di Pasar 17 Agustus siap untuk menempati.
Diakui, belum difungsikannya kios dan lapak baru ini terdapat persoalan di lapangan. Yakni ketika pembangunan sudah selesai dan akan difungsikan, kemudian disperindag melakukan pendataan terhadap calon penghuni kios dan lapak, ternyata diketahui beberapa pedagang itu masing-masing memliki antara 5 kios hingga 11 kios, sehingga pedagan lain banyak protes, karena bangunan itu dimonopoli segelintir orang.
• Pasca Jalan Gubeng Surabaya Ambles, KCP BNI Gubeng Pindahkan Sementara Aktivitas ke Dua Tempat
• Kahiyang Ayu Beberkan Alasannya Jarang Ekspos Foto Anak di Instagram, Gak Kuat Baca Komentar Jelek
• Marion Jola Masuk Best Beauty Look di Red Carpet MAMA 2018, Sejajar dengan Artis Hingga Model Korea!
Supriadi mengaku tidak mengerti, bagaimana bisa terjadi satu orang bisa ada yang memiliki 5 kios hingga lebih dari 10 kios.
“Memang pembangunan kios baru dan lapak ini, awalnya lokasi lama yang tidak layak yang ditempati pedagang. Nah, sekarang bisa seperti ini,” kata Supriadi kepada TribunJatim.com.
Ketua DPRD Pamekasan, Halili Yasin mengatakan, pihaknya terpaksa mendatangi langsung mangkraknya 80 kios dan 60 lapak, yang terletak di bagaian barat sebelah utara di dalam Pasar 17 Agustus, setelah menerima laporan dari Ketua Asosiasi Pedagang 17 Agustus, Alek Burhanuddin.
Halili minta kios dan lapak ini segera difungsikan. Karena dana yang digunakan besar, sehingga terkesan pembangunan kios dan lapak ini tidak ada manfaatnya.
“Tolong kepala pasar dan pihak disperindag, bersama asosiasi pedagang di sini bermusyawarah, bagaimana kios dan lapak ini difungsikan. Kami kaget, sudah empat tahun dibiarkan mangkrak,” kata Halili Yasin kepada TribunJatim.com.
Halili adik kandung, Achmad Syafii, mantan Bupati Pamekasan ini, menyangkan jika orang ada yang memilili 5 hingga belasan kios. Bila ini terjadi, maka di mana azas keadilannnya, karena pedagang lain juga ingin menikmati fasiltas yang diberikan pemeringah.
Idealnya, kata Halili satu pedang satu kios saja. Jika ada yang memilki sampai 5 kios, maka diperlukan kearifan lokal. Yang 3 kios diberikan kepedagang lain. Sedang yang 2 kios itu untuk dirinya dan anaknya atau adiknya. Bukan malah untuk dirinya sendiri.
“Manajemen pengelolaan Pasar 17 Agustus ini harus bagus, tidak seperti ini membiarkan seorang pedagan memiliki lebih dari 10 kios. Tolong didata yang betul, siapa saja yang menempati lengkap dengan identitasnya. Agar pedagan lain, punya hak sama untuk menempati di kios itu,” kata Halili, yang mengaku kondisi Pasar 17 Agustus secara keseluruhan masih kotor, karena ketidaktersediaan tempat sampah.(sin/TribunJatim.com)