Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tsunami Banten dan Lampung

Band Seventeen Jadi Korban Tsunami Pantai Anyer Banten, Rian D'MASIV Mohon Doa

Band Seventeen jadi korban terjangan tsunami di Pantai Anyer, Banten, Rian D'MASIV mohon doa.

Editor: Alga W
Tribun Batam
Band Seventeen jadi korban tsunami di Pantai Anyer, Banten. 

Band Seventeen jadi korban terjangan tsunami di Pantai Anyer, Banten, Rian D'MASIV mohon doa.

TRIBUNJATIM.COM - Band Seventeen diduga jadi korban terjangan tsunami yang terjadi di Tanjung Lesung, Pantai Anyer, Banten, Sabtu (22/12/2018).

Band Seventeen yang terkenal dengan lagu "Jaga Selalu Hatimu" tersebut, sedang tampil di sebuah acara di Tanjung Lesung Beach Resort, Banten, saat tsunami terjadi.

Hingga pasca tsunami di Tanjung Lesung, Pantai Anyer, Banten, grup band Seventeen belum juga ditemukan.

Kisah Pekerja Gali Septic Tank Temukan 46 Jasad Korban Tsunami Aceh: Mimpi Didatangi Pencari Kutu

Kabar ini pertama kali diketahui dari Rian D'MASIV yang mengunggah status di akun Instagram-nya.

Rian menulis, para personel Seventeen, yakni Bani (bass), Yudhi (gitar), Herman (gitar), Andi (drum), dan Ifan (vokal), serta para kru Seventeen belum ditemukan, diduga terkena terjangan tsunami di Pantai Anyer.

"Pray for seventeen band... terkena ombak saat manggung di pantai carita... beberapa crew dan personil blm ditemukan... mohon do’a agar semuanya baik2 saja," tulis Rian D'MASIV seperti dikutip Kompas.com, Minggu (23/12/2018).

Hingga kini, kabar dari personel grup band Seventeen masih dinantikan.

Kompas.com juga masih mencoba menghubungi pihak Seventeen.

6 Bencana Alam Terparah yang Terjadi di Indonesia Tahun 2018, Gempa Lombok hingga Tsunami Palu

Sebelumnya, gelombang tinggi menerjang pesisir Serang dan menyebabkan sejumlah kerusakan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gelombang itu merupakan tsunami.

BMKG menyampaikan kesimpulan tersebut setelah mendapatkan data dari 4 stasiun pengamatan pasang surut di sekitar Selat Sunda pada waktu kejadian tsunami, yaitu pukul 21.27 WIB.

Hasil pengamatan menunjukkan, tinggi gelombang masing-masing 0.9 meter di Serang pada pukul 21.27 WIB, 0,35 meter di Banten pada pukul 21.33 WIB, 0,36 meter di Kota Agung pada pukul 21.35 WIB, dan 0,28 meter pada pukul 21.53 WIB di Pelabuhan Panjang.

Kisah Rizki, Petugas Pemadam Kebakaran Kota Palu yang Selamat dari Terjangan Tsunami

20 Orang Meninggal

Jumlah korban terdampak tsunami yang menerjang kawasan pantai di Selat Sunda, Banten, Jawa Barat, diungkap Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.

"Data sementara hingga Minggu (23/12/2018) pukul 04.30 WIB tercatat 20 orang meninggal dunia, 165 orang luka-luka, 2 orang hilang dan puluhan bangunan rusak. Data korban kemungkinan masih akan terus bertambah mengingat belum semua daerah terdampak di data," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (23/12/2018) pagi.

Sutopo memaparkan, jumlah korban tersebut terdapat di tiga wilayah yaitu, di Kabupaten Padenglang, Lampung Selatan, dan Serang.

Di Kabupaten Pandeglang daerah yang terdampak terdapat di Kecamatan Carita, Panimbang, dan Sumur.

Data sementara di wilayah tersebut tercatat 14 orang meninggal dunia, 150 orang luka-luka, 43 rumah rusak berat, 9 unit hotel rusak berat dan puluhan kendaraan rusak.

"Daerah yang terdampak parah adalah permukiman dan wisata di Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita," papar Sutopo.

Di Kabupaten Lampung Selatan terdapat tiga orang meninggal dunia dan 11 orang luka-luka.

Sedangkan di Kabupaten Serang terdapat tiga orang meninggal dunia, empat orang luka, dan dua orang hilang.

"Penanganan darurat masih terus dilakukan oleh BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat. Bantuan logistik disalurkan," ungkapnya.

Menurut Sutopo, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) masih menyelidiki guna mengetahui faktor penyebab tsunami ini.

"Kemungkinan disebabkan longsor bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang pasang akibat bulan purnama," kata dia.

Ia memandang, dua kombinasi tersebut menyebabkan tsunami yang terjadi tiba-tiba dan menerjang pantai.

Sebelumnya, BMKG menyatakan bahwa gelombang yang menerjang sejumlah wilayah di kawasan Banten yang berada di sekitar Selat Sunda merupakan tsunami.

BMKG menyampaikan kesimpulan tersebut setelah mendapatkan data dari 4 stasiun pengamatan pasang surut di sekitar Selat Sunda pada waktu kejadian tsunami, yaitu Sabtu (22/12/2018) pukul 21.27 WIB.

Hasil pengamatan menunjukkan tinggi gelombang masing-masing 0.9 meter di Serang pada pukul 21.27 WIB, 0,35 meter di Banten pada pukul 21.33 WIB, 0,36 meter di Kota Agung pada pukul 21.35 WIB, dan 0,28 meter pada pukul 21.53 WIB di Pelabuhan Panjang.

Meski menyatakan tsunami, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rachmat Triyono menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada aktivitas seismik di sekitar lokasi gelombang tinggi.

Donasi Bonek untuk Korban Gempa-Tsunami Palu dan Donggala Capai Rp 375 Juta

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tsunami Banten, Grup Band Seventeen Belum Ditemukan.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved