Tayang 3 Januari 2019, Film 'Keluarga Cemara' Tembus Satu Juta Penonton

Tayang di bioskop 3 Januari 2019, film Keluarga Cemara tembus satu juta penonton.

TRIBUNJATIM.COM - Film Keluarga Cemara yang terinspirasi dari serial tahun 1990-an ini disambut hangat oleh penonton layar lebar tanah air

Film Keluarga Cemara raih pencapaian lebih dari 1 juta penonton sejak peluncurannya 3 Januari lalu.

Ditemui di Ecology, Kemang, Jakarta Selatan pada Senin (14/1/2019) siang ini, beberapa pemeran, sutradara dan produser film Keluarga Cemara berkumpul merayakan pencapaian mereka.

• Lirik Lagu Karena Kita Bersama Bunga Citra Lestari, Jadi Soundtrack Film Keluarga Cemara

"Buat saya pribadi film ini sangat personal awalnya kami ciptakan untuk anak kami tapi akhirnya film ini bisa digodok menjadi film Keluarga Cemaradan ini adalah perjalanan panjang mengusung kekuatan untuk bisa memiliki dan dimiliki," ujar produser Anggia Kharisma.

Tak lupa, dua pendatang baru yakni Zara JKT48 dan Widuri Puteri menjadi bintang yang paling bersinar dalam film Keluarga Cemara.

• Sinetronnya Dijadikan Film, Begini Kabar Pemeran 3 Anak Abah & Emak di Keluarga Cemara Tahun 90-an

Hal ini ditandai dengan sinerginya bersama dua bintang senior Nirina Zubir dan Ringgo Agus Rahman yang mampu memancing emosi penonton.

"Yang penting mudah-mudahan film Keluarga Cemara bisa ada di hati kita semua," ujar Widuri Puteri singkat.

Nirina Zubir yang berperan sebagai Emak dalam film ini juga mengatakan kalau selama cinema visit, ia menerima banyak komentar positif yang ia ceritakan dalam kesempatan pada siang hari ini.

• Fakta Menarik Zara JKT48 Perankan Euis di Film Keluarga Cemara, Sulit Menangis hingga Tak Bisa Tidur

"Yang pasti banyak banget (dampaknya), tapi bener kalau selama promo banyak banget cerita yang kita dapetin. Ke bioskop kemaren, ada tiga orang yang grasak grusuk ada ibu, bapak, anak terus tiba-tiba bilang 'mbak filmnya bagus', yang ngomong bapaknya, dia bilang 'kita bertiga nangis-nangis' sambil mereka pegangan tangan," ujar Nirina Zubir.

"There so many things going on. Na juga didekatkan dengan keluarga sendiri. Yang diajarkan film ini adalah bukan bagaimana ibu bisa survive tapi adalah yang terbaik bersama mereka, just to be with them, just play hide and seek."

"Ibu itu nggak ada sekolahnya," jelasnya.