Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pengusaha Madu Lanceng Asal Trenggalek, Awalnyal Iseng hingga Mampu Jual Madu Rp 1,2 Juta per Liter

Pengusaha madu lanceng asal Trenggalek bermula dari iseng menangkap koloni lanceng dan memelihara di rumah.

Penulis: David Yohanes | Editor: Melia Luthfi Husnika
SURYA.CO.ID/DAVID YOHANES
Pengusaha madu lanceng asal Trenggalek dan ratusan kandang koloni lanceng 

TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Dua tahun lalu, orang-orang menertawakan Sujarni (31) saat mulai menangkap koloni lanceng, dan memeliharanya di rumah.

Namun warga Dusun Banyon, Desa Widoro, Kecamatan Gandusari ini terus melanjutkan hobinya ini.

Berkat kegigihan ayah dua anak ini, kini banyak warga Dusun Banyon yang ikut-ikutan memelihara lanceng.

Sebab lebah kecil seperti lalat dan tanpa sengat ini ternyata menghasilkan madu yang jauh lebih mahal, dibanding madu lebah pada umumnya.

Transaksi Pelaku Pembobol ATM Terekam Sistem, Begini Penjelasan Bank Jatim Trenggalek

Memelihara lanceng bisa menjadi sampingan yang sangat menguntungkan.

Sujarni berkisah, dua tahun lalu dirinya ikut gotong royong membuat kandang kambing milik tetangga.

Saat itu ia menemukan satu ruas bambu yang menjadi sarang lanceng. Madu di dalam ruas bambu itu banyak.

“Sejak itu saya berpikir, kalau bisa memelihara banyak lanceng pasti bisa menghasilkan banyak madu.

Niat awalnya hanya dikonsumsi sendiri, karena orang bilang khasiatnya banyak,” ujar Sujari, saat ditemui
di rumahnya.

Empat Pelaku Pembobol Mesin ATM Diringkus Polres Trenggalek, Beraksi di 14 Kabupaten dan Kota

Sejak saat itu Sujari aktif mencari sarang lanceng di rumah-rumah warga.

Bahkan sering kali Sujarni harus memecahkan batu tempat lanceng bersarang. Usaha keras Jarni berhasil menghasilkan 30 sarang
lanceng.

Sarang-sarang itu dipindahkan dalam kotak kayu.

Namun saat koloni lanceng ini berkembang, Jarni kesulitan memisahkannya.

Banyak koloni yang mati atau bubar karena mereka tidak nyaman.

Menteri Susi Pudjiastuti Minta Kolam Buatan Pelabuhan PPN Prigi Trenggalek Dibongkar

“Misalnya kalau kita menukar letak kotak sarangnya, maka lanceng-lenceng ini akan berkelahi. Hal-hal seperti itu yang awalnya saya tidak tahu,” tutur Sujarni.

Beberapa bulan awal Sujarni mempelajari perilaku lanceng.

Termasuk cara memisahkan koloni ke dalam kotak yang baru.

Setelah mencoba secara otodidak, Sujarni berhasil mengembangkan koloni lanceng.

Saat ini ia mempunyai 150 kotak di belakang rumahnya. Sedangkan 150 kotak lainnya ditaruh di rumah orang tuanya, masih di desa yang sama.

TIPS CANTIK - Tren Warna Rambut 2019 yang Cocok untuk Kulit Sawo Matang, Perhatikan Undertone!

Mulailah lanceng-lanceng peliharaan Sujarni menghasilkan madu.

“Awalnya orang yang datang hanya minta, saya kasih gratis. Terus karena banyak yang minta, mulai
dibayar seiklasnya,” ungkap Sujarni.

Misalnya, madu dalam botol kemasan 250 mililiter kadang hanya dihargai Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu.

Melihat itu warga lain pun mulai tergerak mengikuti jejak Sujarni.

Saat ini ada 30 orang yang ikut memelihara, empat di antara skala punya ratusan kotak seperti Sujarni.

TIPS CANTIK - Masker Oatmeal dan Kopi Bisa Cerahkan Wajah Kusam, Ini Cara Mudah Membuatnya di Rumah

Produksi madu lanceng Banyon tersebar dari mulut ke mulut. Permintaan sangat tinggi, sementara produk masih terbatas.

Dengan 300 kotak, Sujarni hanya bisa menghasilkan 2 liter madu lanceng.

Sujarni pun aktif memantau harga di pasaran. Bersama warga lain sesama pemelihara lanceng, Sujarni mematok harga Rp 800 ribu per liter.

Khusus untuk madu lanceng dengan rasa pahit bunga kaliandra, harganya Rp 1.200.000 per liter.

“Punya saya yang 150 kotak menghasilkan madu kaliandra. Harganya istimewa, karena konon khasiatnya
juga lebih tinggi,” ucapnya.

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved