Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kilas Balik

SBY Bocorkan Surat yang Diterima Ibunya, Isinya Tidak Pantas & Buat Sang Ibu Sakit Berhari-hari

SBY menyebut isi surat itu "tak beradab". Sang ibunda sampai sakit berhari-hari karena tahu isinya

Penulis: Januar AS | Editor: Melia Luthfi Husnika
TRIBUNNEWS.COM/ Instagram @aniyudhoyono
Kolase SBY dan sang ibu, Hajah Siti Habibah 

TRIBUNJATIM.COM - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan presiden pertama yang terpilih melalui pemilihan secara langsung di Indonesia.

SBY memenang pemilu presiden (pilpres) pada tahun 2004 lalu.

Kala itu SBY berpasangan dengan Jusuf Kalla sebagai wakil presiden.

Tak hanya pada tahun 2004, SBY juga kembali memenangkan pilpres pada tahun 2009.

Cerita di Balik Foto-foto Viral Gus Ipin Gendong Nenek Korban Banjir, Ada Kisah Rayuan dan Rasa Malu

SBY Bandingkan 2 Wapresnya, Kondisi Hubungan dengan Jusuf Kalla yang Nyapres di 2009 Terbongkar

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono saat akan memberikan konferensi pers terkait tudingan percakapan telepon dengan Ketua MUI Ma'ruf Amin di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (1/2/2017). Dalam keterangannya, SBY membenarkan bahwa benar adanya percakapan dengan Ketua MUI Ma'ruf Amin namun tidak ada kaitannya dengan kasus penistaan agama yang menjerat Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan meminta aparat penegak hukum untuk mengusut kabar penyadapan pembicaraan telepon dirinya dengan Ketua MUI Ma'ruf Amin.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono saat akan memberikan konferensi pers terkait tudingan percakapan telepon dengan Ketua MUI Ma'ruf Amin di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (1/2/2017). Dalam keterangannya, SBY membenarkan bahwa benar adanya percakapan dengan Ketua MUI Ma'ruf Amin namun tidak ada kaitannya dengan kasus penistaan agama yang menjerat Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan meminta aparat penegak hukum untuk mengusut kabar penyadapan pembicaraan telepon dirinya dengan Ketua MUI Ma'ruf Amin. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Pengakuan SBY Bongkar Negara yang Tak Mau Jual Tank ke Indonesia: Jangan Beli ke Negara yang Gaduh

Jarang Disoroti, Sosok Bambang Trihatmodjo Terlihat di Video Baru Mayangsari, Banjir Komentar Artis!

SBY yang saat itu berpasangan dengan Boediono sebagai wakil presiden, berhasil mengalahkan pasangan Jusuf Kalla-Wiranto, dan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto.

Selama 10 tahun memimpin Indonesia, SBY tentu saja memiliki sejumlah kisah yang dialaminya.

Itu seperti yang ditulisnya dalam buku yang berjudul "SBY Selalu Ada Pilihan" terbitan Kompas tahun 2014 lalu.

Dalam buku itu, SBY menceritakan adanya berbagai serangan yang diterimanya selama menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.

Potret Luna Maya Masih Tersimpan di Akun Reino Barack? Ada di Foto Kenangan Spesial Tahun 2014

Reaksi SBY Saat Tahu Ada Negara yang Enggan Jual Tank ke Indonesia: Mereka Tidak Paham Indonesia

Ketua Umum Demokrat SBY memegang baliho ucapan selamat datang milik partainya dirusak orang di Jalan Sudirman, Pekanbaru, Riau, Sabtu (15/12/2018).
Ketua Umum Demokrat SBY memegang baliho ucapan selamat datang milik partainya dirusak orang di Jalan Sudirman, Pekanbaru, Riau, Sabtu (15/12/2018). (Tangkapan layar video beredar via Tribun Jakarta)

VIDEO VIRAL: Detik-detik Dramatis 1 Keluarga Selamatkan Korban Banjir di Ngawi yang Nyaris Tenggelam

Termasuk serangan yang ditujukan kepada keluarganya.

Satu di antara anggota keluarga SBY yang mendapatkan serangan adalah sang ibu.

SBY mengungkapkan, saat itu sang ibu yang bernama Hajah Siti Habibah berusia 82 tahun.

Sejak tahun 2007, Hajah Siti Habibah tinggal di Jakarta setelah lebih dari 40 tahun tinggal di Blitar, Jawa Timur.

Vokalis Tampan yang Buat Luna Maya Terpesona, Sampai Dipanggil Hubby & Sexy, Bukan Faisal Nasimuddin

SBY Bocorkan SMS Kemarahan Orang yang Tak Dipilihnya Jadi Menteri, Ani Yudhoyono Ungkap Sebabnya

SBY saat membeli oleh-oleh khas Tuban di Toko Asih, Rabu (4/4/2018).
SBY saat membeli oleh-oleh khas Tuban di Toko Asih, Rabu (4/4/2018). (SURYA/M SUDARSONO)

Cerita SBY Bocorkan SMS Seseorang yang Ingin Menghantamnya, Padahal Selama ini Terlihat Mendukung

Menurut SBY, ibunya lahir dari komunitas pesantren di Tremas, Pacitan.

"Sejak muda beliau adalah pengagum Bung Karno, bahkan ketika saya sering sowan kepada beliau di Blitar, beberapa kali kami berziarah di makam Proklamator Bung Karno, di Kota Blitar," terang SBY.

Meski demikian, pada suatu hari sang ibu mendapatkan sebuah surat.

SBY menuliskan, surat itu ditujukan ke ibunya sekitar 6 tahun sebelum dia menulis buku tersebut.

Balasan Luna Maya untuk Komentar Maia Estianty di Fotonya Tanpa Senyum Disoroti, Dapat Like Ribuan!

SBY bersa Ani Yudhoyono di museum Trowulan Mojokerto.
SBY bersa Ani Yudhoyono di museum Trowulan Mojokerto. (Surya/Mohammad Romadoni)

Empat Kali Tidak Pernah Lolos Fase Grup, Persela Lamongan Targetkan 4 Besar di Piala Presiden 2019

SBY mengungkapkan isi buku tersebut sungguh tidak pantas.

Bahkan, dia juga menyebutnya "tidak beradab".

Termasuk bahasa yang digunakan juga sangat kasar. 

"Isinya sungguh tidak pantas dan tidak "beradab". Di samping bahasanya sangat kasar, surat itu juga penuh dengan penghinaan dan penistaan, baik kepada saya maupun kepada beliau," tulis SBY.

Diduga Ada Bangunan Peninggalan Majapahit, Pembangunan Jalan Tol Malang-Pandaan Sementara Dihentikan

SBY melanjutkan, surat itu juga disertai sumpah serapah, dan doa-doa yang sangat buruk kepada keluarganya.

"Karena begitu terganggunya perasaan beliau, ibunda saya sampai mengalami sakit berhari-hari," terang SBY.

Madura United Vs Persija Jakarta, Andik Rendika Rama Optimistis Timnya Bisa Kalahkan Macan Kemayoran

Kolase SBY dan sang ibu, Hajah Siti Habibah
Kolase SBY dan sang ibu, Hajah Siti Habibah (TRIBUNNEWS.COM/ Instagram @aniyudhoyono)

Jumlah Penerima BPNT di Kota Blitar Berkurang 266 Orang di Tahun 2019

SBY Bandingkan 2 Wapresnya, Kondisi Hubungan dengan Jusuf Kalla yang Nyapres di 2009 Terbongkar

Pada tahun 2004 hingga 2014, Indonesia dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

SBY memimpin Indonesia selama dua periode.

Pada periode pertama, SBY memimpin Indonesia bersama Jusuf Kalla sebagai wakil presiden pada tahun 2004 hnigga 2009.

Lalu pada periode kedua, wapres yang mendampingi SBY adalah Boediono.

Terkait wakil presidennya, SBY pun buka suara.

Itu seperti yang ditulisnya dalam buku berjudul "SBY Selalu Ada Pilihan" terbitan Kompas tahun 2014 lalu.

Dalam buku itu, SBY mengungkapkan hubungannya dengan para wakil presidennya.

Menurutnya, hubungannya dengan para wakil presidennya adalah khas.

SBY juga menyebut seorang wakil presiden bukanlah "ban serep".

Menurutnya, ada sejumlah tugas penting yang dilakukan oleh seorang wakil presiden.

"Ada konsultasi saya ketika saya menyusun kabinet. Termasuk setiap ada reshuffle. Untuk penetapan calon-calon jabatan eselon I di pemerintahan bahkan yang memimpin tim penilai akhir adalah wakil presiden," tulis SBY.

Mengenai karakter masing wapresnya, SBY menganggap setiap wapres pada eranya memiliki karakter yang berbeda-beda.

Termasuk antara Jusuf Kalla dan Boediono.

Menurutnya hal itu dipengaruhi oleh berbagai faktor.

"Mungkin juga bisa berangkat dari akar budaya, atau karakter pribadi, atau pula latar belakang profesi kami masing-masing," kata SBY.

Latar belakang dalam hal ini misalnya Jusuf Kalla yang merupakan seorang pengusaha, Boediono yang merupakan seorang teknokrat.
SBY mengakui, dia juga sering berbeda pandangan dengan para wapresnya.

Meski demikian, menurutnya hal itu adalah sesuatu yang wajar.

SBY mengungkapkan, banyak pihak yang ingin mengetahui perihal hubungannya dengan Jusuf Kalla.

Sebab, saat itu Jusuf Kalla yang sedang menjadi wapres, pada akhirnya mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2009.

"Perlu diingat bahwa di samping sebagai Wakil Presiden, Pak Jusuf Kalla juga Ketua Umum Partai Golkar. Golkar adalah partai pemenang Pemilu 2004 dan partai terbesar di parlemen kita periode 2004-2009," ungkap SBY.

Sehingga, hal itu kemudian membuat Jusuf Kalla juga memiliki tugas dan kewajiban politik di Golkar.

"Saya amat mengerti jika sewaktu menjadi Wapres beliau kerap mengeluarkan pernyataan politik terhadap isu-isu tertentu. Sementara saya sendiri tidak selalu mengeluarkan pernyataan-pernyataan itu. Kalau tidak Pak Jusuf Kalla lakukan tentu rakyat akan menilai bahwa Golkar tidak punya posisi dan pandangan politiknya. Sebagai partai politik terbesar tentu hal demikian tidak elok," jelas SBY.

Termasuk soal keputusan Jusuf Kalla yang maju dalam Pilpres 2009, SBY juga menganggap hal itu sepenuhnya hak yang bersangkutan.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved