1 Tahun Serangan Bom Surabaya
Romo Kurdo: Tanggal 13 Menjadi Kekuatan untuk Bersatu dalam Doa
Romo yang kini sudah tidak bertugas lagi di Paroki SMTB itu meyakinkan bahwa setelah kejadian itu, para umat lebih teguh dalam beriman.
Penulis: Samsul Arifin | Editor: Dwi Prastika
Oleh karena itu, kata Romo Kurdo, satu dua jam setelah bom meledak, dari tempat yang sama memancar pula pengampunan yang mengalir ke segala penjuru.
Pengampunan itu, tutur Romo Kurdo, telah memadamkan kebencian dan dendam.
"Kami semua umat Katolik paroki Santa Maria Tak Bercela berjuang untuk menjadi rantai penyambung persaudaraan sejati di tengah masyarakat, bukan pemutus rantai. Untuk itu, pengampunan menjadi hal yang mendasar," tegasnya.
• Abdul Lathief Jameel Mohamed Tertangkap Kamera CCTV Melancarkan Serangan Bom di Sri Lanka
Guna menghindari perpecahan antar umat beragama, bagi Romo Kurdo adalah suatu hal yang wajib baginya untuk menyadarkan bahwa setiap dan semua manusia memiliki martabat yang sama, apapun agamanya, status sosialnya, sukunya, dan pilihan politiknya.
Romo Kurdo juga menyampaikan tiga aspek dalam refleksi kejadian tersebut, di antaranya equality, solidarity dan unity.
"Semua memiliki martabat yang sama (equality). Setiap dan semua manusia diciptakan Allah karena cinta dan diciptakan menurut gambar Allah. Oleh karena itu memiliki martabat yang sama. Buah dari penghormatan atas kesamaan martabat manusia adalah solidaritas (solidarity). Dari solidaritas inilah tumbuh dan berkembang persaudaraan sejati (unity)," urainya.
Jelang satu tahun peristiwa tersebut, Romo menyampaikan, terdapat peringatan tertentu di Gereja SMTB.
"Ada peringatan dengan beberapa bentuk di antaranya peluncuran buku tentang peristiwa 13 Mei, lalu diskusi Misa dan doa bersama dengan para saudara yang berkeyakinan lain dialog dan refleksi," tambahnya.
• Deretan Peristiwa di Surabaya yang Jadi Sorotan Selama Tahun 2018, Ada Bom Hingga Jalan Ambles
Selain bantuan pendampingan, Romo Kurdo menyebutkan, pihak gereja juga memberikan santunan bagi para korban mulai dari perbaikan dan ganti barang hingga biaya pendidikan bagi anak-anak korban.
Selain itu, gereja bersejarah tersebut tidak ada pengamanan khusus, hanya saja pagar diperbaiki dan diberi pagar di pintu masuk halaman.
Romo Kurdo kini berdiam di Jalan Majapahit, Surabaya tepatnya wisma para pastor di Surabaya.
Setahun berlalu, dia berharap masyarakat semakin memperkuat diri dengan penghayatan iman yang benar dan semakin mengembangkan persaudaraan sejati.
"Tidak mungkin memuliakan Allah, tanpa menghormati kesamaan martabat manusia. Maka semakin orang beriman semakin orang menghormati martabat manusia, memuliakan Allah berparti menghormati martabat manusia," pungkasnya.