Idulfitri 2019
Perbedaan Metode Rukyatul Hilal dan Hisab yang Digunakan untuk Penentuan Hari Raya Idul Fitri
Berikut perbedaan metode rukyatul hilal dan hisab yang digunakan untuk penentuan Hari Raya Idul Fitri.
Rukyat dan HIsab
Ijtimak dalam istilah astronomi disebut dengan istilah konjungsi geosentris.
Ini terjadi ketika bulan, bumi, dan matahari berada pada satu bidang bujur astronomi.
Gampangnya, bulan, bumi, dan matahari, berada pada satu garis lurus sebidang, sehingga bulan dan matahari secara bersamaan "tak bisa dilihat" dari satu posisi di bumi.
Merujuk situs web planetarium.jakarta.go.id, penanggalan berbasis peredaran bulan disebut memasuki perhitungan baru bila memenuhi tiga kriteria.
Pertama, sudut ketinggian bulan minimal 2 derajat. Lalu, jarak sudut matahari dan bulan minimal 3 derajat.
• Kumpulan Pantun Hari Raya Idul Fitri, Happy Eid Mubarak & Selamat Lebaran 2019 untuk Update Sosmed!
Terakhir,tanggal baru itu sudah “berumur” minimal 8 jam terhitung sejak ijtimak terjadi.
Acuan perhitungan soal hisab ini tak hanya berlaku di Indonesia.
Yang terdekat, rujukan itu dikenal juga dengan istilah hisab berbasis kriteria MABIMS, singkatan dari Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Secara umum dua metoda itu yang berlaku dalam penentuan awal dan nantinya akhir puasa Ramadhan.
Di luar itu juga ada beberapa kalangan yang punya keputusan berbeda tetapi biasanya hanya memiliki cakupan yang relatif lebih terbatas.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Mengenal Perbedaan Rukyatul Hilal dan Hisab untuk Penentuan Idul Fitri