Berita Entertainment
Baru Terungkap, Kisah Kakek Ashanty saat Jadi Pejabat Dampingi Soekarno, Posisinya Tak Sembarangan
Sejarah keluarga Ashanty yang ternyata bukan orang sembarangan, pernah berjasa di era pemerintahan Presiden Soekarno. Seperti apa kisahnya?
TRIBUNJATIM.COM - Ashanty saat ini diketahui sebagai seorang penyanyi sekaligus artis.
Ashanty kini menjadi seorang ibu dari empat anak, dua anak hasil pernikahannya dan dua anak lagi dari pernikahan terdahulu suaminya, Anang Hermansyah.
Ashanty jarang mengekspos dengan gamblang terkait keluarga dan silsilahnya.
Belakangan, akhirnya terungkap sisi lain dari keluarga Ashanty yang ternyata cukup mengejutkan.
• Lucinta Luna Bongkar Kisah Cintanya Bersama Bule Hingga Berondong Lokal, Begini Reaksi Ashanty

Saat Ashanty pertama kali muncul sebelum menikah dengan Anang, asal usul hingga keluarganya banyak tidak diketahui.
Terungkap penyebab pada akhirnya mengapa Ashanty ternyata sudah kaya bahkan sejak masih kecil.
Ashanty ternyata lahir dari keluarga yang tidak biasa dan sembarangan.
Hal tersebut diketahui dari unggahan akun Instagram milik kakak Ashanty, Gangsar Sambodo.

• Ashanty-Anang Hermansyah Ribut Besar Gegara Belanjain Kru Rp 80 Juta? Aurel: Belanjanya Pada Maruk!
Ashanty memiliki beberapa orang saudara yang satu di antaranya bernama Gangsar.
Gangsar Sambodo cukup aktif menggunakan Instagramnya untuk berbagi pengalamannya.
Lewat akun Instagram pribadi bernama @gangsar.id, ia membagikan potret kumpul keluarga, terkadang potret adik tercintanya, Ashanty.
Lewat unggahan Gangsar juga diketahui bahwa Ashanty ternyata memiliki seorang kakek yang berstatus sebagai pejabat di era Presiden Soekarno.

Prof. Dr. KH Abdulla Siddik SH adalah diplomat pada masa pemerintahan Presiden Soekarno di tahun 1960an.
Dikutip TribunJatim.com dari satu foto, terdapat kenangan saat ibunda Ashanty ikut bersama orang tuanya mendampingi Presiden Soekarno.
Prof. Dr. KH Abdulla Siddik SH juga sempat membawa serta istri dan putrinya yang merupakan ibunda Ashanty saat mendampingi Presiden Soekarno.