Si Kecil Susah Diajak Gemar Baca Buku? Jangan Bandingkan dengan Anak Orang Lain
Beberapa orang tua tampak mudah memancing anaknya gemar membaca. Ada juga orang tua lainnya yang merasa kesulitan
Penulis: Hefty Suud | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Hefty's Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Siapa yang tidak ingin putra atau putrinya tumbuh menjadi pribadi yang gemar membaca buku?
Beberapa orang tua tampak dapat membuat anaknya suka membaca secara mudah. Ada juga orang tua lainnya yang merasa sangat sulit membuat putra putrinya membaca buku.
dr Pinansia Finska Poetri yang juga seorang montessori educator menuturkan, jangan memaksa anak-anak untuk seperti Maudy Ayunda.
Sebab, dalam prinsip dasar dan filosofi montessori, setiap anak memiliki spiritual embryo yang berpengaruh pada kemampuan belajarnya.
(Trik Agar si Kecil Jadi Gemar Baca Buku, Jangan Hanya Paksa Anak Baca Buku Sampai Selesai)
"Kan di media pernah diberitakan kalau Maudy Ayunda sudah mulai belajar baca sejak tiga tahun. Terus para orangtua ingin anaknya seperti itu juga," ucap Dokter yang akrab disapa Pinan itu.
"Tapi, tiap anak-anaknya diajak belajar baca malah lari, terus orangtuanya bingung,"tambah Dokter Pinan.
Menurut Pinan, mendidik anak sendiri tidak perlu dilakukan dengan melihat bagaimana anak orang lain. Sebab, hal ini justru membuat orangtua tidak dapat melihat anaknya sendiri.
Dijelaskannya, spiritual embryo itu ibarat menanam benih. Apabila seseorang menanam mangga, maka yang akan tumbuh buah mengga.
"Nah pertanyaannya, apakah mangganya akan tumbuh subur atau engga, itu tergantung kita yang merawat kan," ujarnya.
Supaya mangga dapat tumbuh subur, lanjut Pinan, yang harus kita lakukan adalah letakkan di tempat yang terkena sinar matahari, disiram air, dan beri pupuk.
(Ini Kisah Pemuda dari Pamekasan, Sering Meresensi Buku, Bikin Rindu Berdarah dari Kumpulan Cerpen)
"Perumpamaan itu sama dengan manusia, dia punya potensi masing-masing, dan ini enggak bisa diganggu gugat (ibaratnya si biji manga tadi)," Pinan menjelaskan.
Bagaimana anak-anak tumbuh nanti, apakah dia akan menjadi seseorang yang mengoptimalkan potensi yang ada pada dirinya atau tidak.
Itu tergantung dari lingkungannya mendukung atau enggak.
"Kita sebagai orangtua, termasuk dalam lingkungannya ini. Apakah kita mampu menjadi orangtua yang bisa
memfasilitasinya untuk berkembang optimal sesuai potensi atau tidak?" ujarnya.
Kuncinya ada di kita, imbuh Pinan. Kita siapkan lingkungan yang aman dan mendukung perkembangannya.
(Buku Karya Tiga Santri Lamongan Kupas Indahnya Hidup di Pesantren)