Arsitek Nusantara hingga Luar Negeri Serbu Sayembara Arsitektur Pusat Geopark Banyuwangi
Sayembara desain arsitektur untuk bangunan Pusat Informasi Pariwisata Geopark Nasional Banyuwangi (GNB) disambut antusias
Penulis: Haorrahman | Editor: Arie Noer Rachmawati
Warga desa tersebut dikenal sebagai Suku Osing, masyarakat lokal Banyuwangi.
• Banyuwangi Gombengsari Plantation Run Sukses, Pemkab Berencana Buat Halal Tourism
Mujiono menambahkan, desain para peserta saat ini telah masuk tahap penjurian.
Kriteria penjurian meliputi unsur antara lain orisinalitas, karakter bangunan yang mengangkat arsitektur lokal, budget harus efisien, bangunan ramah disabilitas, dan arsitektur hijau yang ramah lingkungan.
Dari karya yang masuk, lanjut dia, akan dipilih 15 besar lalu disaring lagi menjadi tiga finalis.
"Tiga besar akan presentasi di hadapan para juri dan Bupati Anas pada 13 Juli 2019 mendatang. Jurinya kami melibatkan Ikatan Arsitek dari Surabaya, Malang, hingga budayawan Banyuwangi," kata Mujiono.
Banyuwangi sendiri telah melibatkan arsitek tersohor untuk mengembangkan berbagai ruang publik, mulai bandara, taman, destinasi wisata, hotel, industri, lembaga pendidikan, hingga Puskesmas.
Mereka yang terlibat antara lain Andra Matin, Yori Antar, Adi Purnomo, Budi Pradono, hingga Denny Gondo. (Surya/Haorrahman)