Berawal dari Iseng, Pemuda Asal Gresik ini Bikin Jam Digital Masjid, Hasilkan Puluhan Juta
Hanif Arroisi Mukhlis (18) pemuda asal Kebomas, Kabupaten Gresik ini berawal dari iseng-iseng membuat software kemudian ditantang oleh ayahnya untuk
Penulis: Willy Abraham | Editor: Yoni Iskandar
Rata-rata jam digitalnya dibeli untuk dipasang di dalam masjid maupun mushola. Tidak hanya itu, sekolah non muslim turut membeli hasil karyanya.
Dalam satu bulan, saat sepi mampu menjual sekitar 15 jam digital dengan keuntungan bersih sebesar Rp 10 juta. Permintaan tinggi saat memasuki bulan ramadhan.
"Bisa sampai 50 unit saat puasa habis, waktu ramai seperti itu omset mencapai Rp 32 juta," paparnya.
Meski mampu menghasilkan puluhan juta, namun usaha jam digitalnya juga memiliki kendala terutama dalam hal kemasan. Saat ada permintaan ke luar Jawa, maka harus dikemas sedemikian rupa agar kondisi barang utuh diterima pelanggan.
"Kendala di kemasan saja," singkatnya.
Kedepan, usaha jam digital tidak hanya memiliki satu atau dua warna. Bersama ayahnya sedang melakukan riset agar kedepan jam digital lebih berwarna.
"Masih riset ya, sebenarnya sudah bisa 7 warna tetapi kendalanya ditingkat kecerahan," tutupnya.
Keuntungan yang diraup Hanif akan digunakan untuk menunaikan ibadah Haji dan akan berangkat ke tanah suci 21 tahun mendatang. (wil/Tribunjatim.com)