Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kilas Balik

Kisah Benny Moerdani Gagalkan Rencana Penculikan AH Nasution, Sampai Rela Tangkap Komandan Kopassus

Rencana penculikan terhadap Kolonel Abdul Haris Nasution atau AH Nasution pernah digagalkan Benny Moerdani.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Adi Sasono
Kolase Istimewa via TribunJabar
Kisah Benny Moerdani Gagalkan Rencana Penculikan AH Nasution, Sampai Rela Tangkap Komandan Kopassus 

TRIBUNJATIM.COM - Kisah Benny Moerdani Gagalkan Rencana Penculikan AH Nasution, Sampai Rela Tangkap Komandan Kopassus

Rencana penculikan terhadap Kolonel Abdul Haris Nasution atau AH Nasution pernah digagalkan Benny Moerdani.

Saat itu, Benny Moerdani rela menangkap komandannya sendiri untuk menggagalkan rencana penculikan terhadap AH Nasution.

Simak cerita selengkapnya.

Tatang Koswara Sniper Misterius Kopassus, Bawa 50 Peluru Buat Habisi 49 Musuh, 1 Butir untuk Dirinya

Diketahui, Kolonel AH Nasution diangkat kembali menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada 7 November 1956.

Kolonel AH Nasution menjabat Kepala KSAD menggantikan Bambang Sugeng.

Sebelumnya, AH Nasution sempat menjabat Kepala KSAD namun dicopot setelah mengarahkan meriam ke Istana Negara.

Pengangkatan kembali AH Nasution membuat Kolonel Zulkifli Lubis tak senang.

Ia mencanangkan rencana menculik AH Nasution untuk memaksa pemerintah mengganti pemimpin militer dan membubarkan parlemen.

Saat Aparat Khusus Amerika Bengong Lihat Ilmu Debus Kopassus, Senjata Andalannya Paling Disoroti

Melansir dari buku Benny Moerdani yang Belum Terungkap via TribunJabar (grup TribunJatim.com), Zulkifli Lubis tidak bergerak sendiri.

Ia secara diam-diam menjalin kontak dengan perwira Divisi Siliwangi.

Tak hanya itu, Zulkifli Lubis berhasil membujuk Mayor Djaelani, Komandan RPKAD (sekarang dikenal dengan Kopassus) untuk bergabung.

Aloysius Sugiyanto yang saat itu menjadi perwira kepercayaan Mayor Djaelani menceritakan proses Benny Moerdani yang menangkap Komandan Kopassusnya sendiri.

Kisah Pardjo Si Prajurit Kopassus, 5 Hari Pura-pura Mati Ditumpukan Mayat & Selamat dari Pertempuran

Saat itu, Benny Moerdani memimpin Kompi A.

Sugiyanto mengatakan ia sering diutus dan terlibat dalam rapat rencana penculikan AH Nasution.

Suatu hari Zulkifli Lubis datang sendiri secara rahasia ke markas RPKAD di Batujajar, Bandung Barat.

Benny Moerdani tidak ada di Batujajar karena sakit dan harus dirawat berhari-hari.

"Dia dirawat di rumah sakit Cimahi," ucap Sugiyanto.

Pengalaman Kopassus Cari Keberadaan Suku Pemakan Manusia, Sintong Dikepung Etnis Pedalaman Bertombak

Setelah kedatangan Zulkifli Lubis ke Batujajar, terjadi keributan antara Kompi B dan Kompi A.

Sersan Kompi B mencari-cari mayor Djaelani.

Mereka ingin menangkap Djaelani dan perwira Kompi A yang terlibat rencana penculikan AH Nasution.

Suara senapan menyalak bersahut-sahutan.

Kisah Tatang Koswara Sniper Misterius di Kopassus, Berangkat Bawa 50 Peluru, 1 untuk Dirinya Sendiri

Kapten Soepomo, mantan anggota RPKAD dari Kompi A juga datang mengendarai tank dari markas kavaleri di Bandung.

Namun, Mayor Djaelani yang dicari-cari itu tidak ada di Batujajar.

Ia tengah menghadiri acara di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SSKAD) di Bandung.

Sugiyanto mengatakan Soepomo adalah otak penangkapan Djaelani.

Soepomo bekerjasama dnegan para juniornya di RPKAD termasuk Benny Moerdani.

Misi Rahasia Sersan Badri Si Intel Kopassus, Nyamar Jual Durian sampai Sembunyikan Istri Panglima

Kemudian, Benny Moerdani datang ke markas RPKAD setelah sekian lama dirawat di rumah sakit.

Menurut Sugiyanto, Benny Moerdani sudah lama berencana menagkap komandannya itu.

Pada malam sebelum Djaelani berangkat ke SSKAD, Benny menawarkan diri mengawal kepergian Djaelani, namun ditolak.

"Benny ingin mengawal agar bisa menangkap Pak Djaelani," katanya.

30 Prajurit Kopassus Nyamar Jadi Hantu Putih, Tembus Sarang Musuh, Ribuan Pemberontak Minta Ampun

Benny Moerdani bersama rekan-rekannya mengejar Djaelani ke SSKAD.

Di sana, ia dihadang oleh pasukan dari kesatuan lain.

Benny Moerdani yang masih perwira berusia 24 tahun itu nekat mendatangi acara yang dihadiri oleh petinggi tentara.

"Kami datang hanya ingin menemui Pak Djaelani," kata Benny saat dikepung pasukan.

Akhirnya, Benny Moerdani diizinkan masuk ke SSKAD dan menemui Djaelani.

Tawa Soekarno Saat Markas TNI AL Diguncang Ledakan Bom, 2 Anggota Kopaska Penyebabnya, Hadirin Kagum

Ia menceritakan situasi yang tidak beres di Batujajar.

Benny menyarankan kepada Mayor Djaelani agar situasi tersebut ditangani sendiri oleh RPKAD.

"Kan malu kalau harus minta bantuan pasukan lain," katanya.

Akhirnya Djaelani menyerahkan pistolnya kepada Benny tanpa bisa berkata apa-apa. (Fidya Alifa Puspafirdaus)

Artikel ini pernah tayang di TribunJabar.

Benny Moerdani.
Benny Moerdani. (via TribunJambi)

Kemarahan Sintong Panjaitan Saat Benny Moerdani Lempar Baret Kopassus, Sebabnya Pertempuran di Papua

Sebuah cerita disampaikan oleh mantan Danjen Kopassus, Letnan Jenderal (Purnawirawan) Sintong Panjaitan.

Cerita tersebut terkait mantan Panglima ABRI, Jenderal TNI (Purnawirawan) Benny Moerdani yang melempar baret merah, baret yang menjadi ciri khas Kopassus.

Sintong menyampaikan kisah itu dalam buku 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando', yang ditulis oleh Hendro Subroto.

Peristiwa itu terjadi pada tahun 1985 silam.

Cara Cerdas Benny Moerdani yang Berhasil Serbu Pekanbaru Bersama 5 Orang, Hanya Hitungan Menit

Saat itu, Benny ingin memberikan anugerah gelar Warga Kehormatan Baret Merah kepada Yang Dipertuan Agung Malaysia, Sultan Iskandar.

Sultan Iskandar merupakan Warga Kehormatan Tentara Diraja Malaysia.

Sultan Iskandar juga sangat bersimpati kepada korps baret merah, atau Kopassus.

Alasannya karena pada akhir tahun 1960-an Tentara Diraja Malaysia pernah dilatih oleh prajurit para komando, di Pusat Pendidikan Para Komando di Batujajar, Bandung.

Untuk merealisasikan pemberian anugerah Warga Kerhormatan Baret Merah tersebut, maka pelaksaan tersebut dilaksanakan di Markas Kopasssus yang ada di Cijantung.

Sekitar setengah jam sebelum acara dimulai, Sintong Panjaitan yang saat itu menjabat sebagai Komandan Kopassus bertemu dengan Benny Moerdani.

Rebus Sepatu untuk Makan, Cerita Tentara Rebut Irian Barat dari Belanda, Masuk Penjara Sudah Biasa

Sintong kemudian memberikan baret merah dari meja kerjanya kepada Benny Moerdani.

"Ini baret merah bapak yang akan bapak pakai dalam upacara nanti," kata Sintong saat itu.

Benny Moerdani pun menerima baret merah itu.

Meski demikian, menurut Sintong saat itu wajah Benny Moerdani menunjukkan tidak suka.

Annisa Pohan Mantu SBY Nangis Ingat Pesan Ani Yudhoyono Semasa Hidup, Ibu AHY Sebut Hati Tenteram

Sesaat kemudian, baret merah itu dilempar ke meja yang ada di depan Sintong, lalu meluncur jatuh ke lantai.

Saat itu, Moerdani tidak mengucapan sepatah kata pun.

Melihat hal itu, Sintong mengambil kembali baret merah itu, dan meletakkannya kembali di meja kerjanya.

Suasana seketika menjadi kaku.

Semuanya terdiam, karena raut muka Benny Moerdani berubah menjadi serius dan angker.

Sintong pun merasa tersinggung,  serta marah dan menganggap tidak sepantasnya Benny Moerdani yang merupakan Panglima ABRI berbuat seperti itu.

"Pak Benny tidak dapat dipisahkan dari Korps Baret Merah. Bapak dikenal sebagai orang pertama Korps Baret Merah. Jadi Aneh kalau bapak tidak berkenan memakai baret merah," ucap Sintong.

Penampakan Isi Rumah Fairuz-Sonny, Lihat Ruang Makannya, Mewah Mana dengan Milik Barbie & Rey Utami?

Meski demikian, perkataan Sintong tersebut tidak dijawab oleh Benny Moerdani.

Walaupun, pada akhirnya Benny tetap mengenakan baret merah tersebut saat upacara.

Seusai upacara Benny Moerdani pun mengatakan sesuatu kepada Sintong.

"Saya sudah berjanji kepada diri sendiri bahwa saya tidak akan memakai baret merah lagi, setelah saya menerima perintah keluar dari RPKAD (kini dikenal Kopassus), saya sudah meninggalkan Cijantung," kata Benny Moerdani seperti yang ditirukan Sintong.

Belakangan diketahui, apa yang dilakukan oleh Benny Moerdani tersebut berawal dari kekecewaannya.

Saat itu, Komandan RPKAD (kini dikenal Kopasssus), Moeng Parhadimuljo mengeluarkan seorang anggota yang kakinya diamputasi.

Biodata-Profil Ismail Fajrie Alatas, Tunangan Tsamara Amany: Usia, Pendidikan hingga Pekerjaan

Anggota tersebut adalah Lettu Agus Hernoto yang juga merupakan teman Benny Moerdani di RPKAD.

Padahal, kaki Agus harus diamputasi seusai pertempuran melawan Marinir Belanda dalam Perjuangan Trikora merebut Irian Barat.

Kaki Agus tertembak Marinir Belanda, hingga akhirnya membusuk dan keluar belatung.

Benny kemudian menyampaikan keresahan akan nasib temannya itu dalam rapat staf di Mako RPKAD.

Dalam perkembangannya, tepatnya pada tanggal 5 Januari 1965, Benny Moerdani memenuhi panggilan Menteri/Panglima AD Letjen Achmad Yani di MBAD. (TribunJatim)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved