Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kalimantan Timur Ibu Kota Baru Indonesia

Ringkasan Hasil Pengumuman Ibu Kota Baru Indonesia, Alasan Jokowi Pilih Lokasi hingga Sumber Dana

Ringkasan hasil pengumuman ibu kota negara baru, alasan Jokowi pilih lokasi hingga sumber dana.

Editor: Pipin Tri Anjani
Biro pers setpres
Presiden Joko Widodo meninjau kawasan Bukit Soeharto di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, yang menjadi salah satu lokasi calon Ibu Kota baru, Selasa (7/5/2019). 

Ringkasan hasil pengumuman ibu kota negara baru, alasan Jokowi pilih lokasi hingga sumber dana.

TRIBUNJATIM.COM - Lokasi ibu kota baru Indonesia resmi diumumkan Presiden Jokowi siang ini, Senin (26/8/2019).

Jokowi sebelumnya telah menyampaikan rencana pemindahan ibu kota negara ke Pulau Kalimantan saat Sidang Bersama DPD-DPR, Senin (16/8/2019) lalu.

Melalui acara konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019), Jokowi menyampaikan beberapa hal terkait ibu kota baru Indonesia; mulai dari alasan, pemilihan lokasi, hingga sumber pendanaan pemindahan ibu kota baru Indonesia ini.

"Pada kesempatan yang bersejarah ini. Dengan memohon ridha Allah SWT, dengan meminta izin dan dukungan dari Bapak Ibu anggota dewan yang terhormat, para sesepuh dan tokoh bangsa terutama dari seluruh rakyat Indonesia, dengan ini saya mohon izin untuk memindahkan ibu kota negara kita ke Pulau Kalimantan," ujar Jokowi saat itu.

Jokowi Umumkan Lokasi Ibu Kota Baru Indonesia di Sebagian Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara

PROFIL Ibu Kota Baru Kalimantan Timur, di Sebagian Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara

Jokowi mengatakan, selama ini, denyut kegiatan ekonomi secara umum masih terpusat di Jakarta dan Pulau Jawa.

Kegiatan ekonomi yang terpusat ini membuat Pulau Jawa menjadi sangat padat dan menciptakan ketimpangan dengan pulau-pulau di luar Jawa.

Untuk itu, rencana pemindahan ibukota ke Pulau Kalimantan diletakkan dalam konteks pemerataan.

Dirangkum dari Kompas.com (grup TribunJatim.com), berikut hasil konferensi pers yang dilakukan untuk mengumumkan pemindahan ibu kota negara baru:

Alasan pemindahan ibu kota

Jokowi menuturkan, ada sejumlah alasan khusus mengapa ibu kota harus dipindahkan.

Salah satunya adalah beban Jakarta yang dirasa sudah terlalu berat.

"Yang pertama, beban Jakarta sudah terlalu berat sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat keuangan, pusat perdagangan dan pusat jasa," kata Kepala Negara dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (16/8/2019).

Tak hanya itu, beban pulau Jawa yang semakin berat dengan penduduk 150 juta atau 54 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.

"Dan 58 persen PDB ekonomi Indonesia itu ada di Pulau Jawa. Dan pulau Jawa sebagai sumber ketahanan pangan," ujar Presiden.

Alasan Sebenarnya Jokowi Pindahkan Ibu Kota Baru di Kutai Kartanegara & Sebagian Penajam Paser Utara

Dengan alasan itu, ujar Jokowi, ibu kota negara harus dipindah.

Alasan pemilihan Kalimantan Timur sebagai lokasi ibu kota baru

Setidaknya ada lima alasan pemerintah untuk memindahkan ibu kota baru ke Kalimantan Timur.

Alasan pertama yakni terkait risiko bencana yang minimal, seperti banjir, tsunami, tanah longsor, gunung berapi, dan lain sebagainya.

Lokasi Kalimantan Timur pun dianggap strategis karena berada di tengah-tengah Indonesia.

Tak hanya itu, provinsi terpilih tersebut berdekatan dengan wilayah kota; Samarinda dan Balikpapan yang telah berkembang secara infrastruktur.

Alasan keempat yakni telah memiliki infrastruktur yang lengkap

Terakhir, Kalimantan Timur telah memiliki lahan yang dikuasai pemerintah.

Hanya di lokasi tersebutlah terdapat lahan pemerintah, yakni seluas 180.000 hektare.

Lebih lanjut, Jokowi juga mengerucutkan wilayah pilihan pemerintah, yakni Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kertanegara.

"Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kertangera, Provinsi Kalimantan Timur," kata Jokowi.

5 Pertanyaan dari Faldo Maldini Sebelum Ibu Kota Pindah: Bagaimana Cara Kita Menghadapi Calo Tanah?

Sumber pendanaan pembangunan ibu kota baru Indonesia

Jokowi mengaku, banyak yang bertanya kepadanya tentang sumber pendanaan ini.

"Perlu kami sampaikan, total kebutuhan untuk ibu kota baru kurang lebih Rp 466 triliun," ujar Presiden Jokowi dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (26/8/2019).

Nantinya, 19 persen dari kebutuhan pendanaan itu akan berasal dari APBN.

Meski demikian, APBN yang dimaksud, bukan hanya yang bersumber dari anggaran yang dialokasikan khusus bagi pembangunan ibu kota negara.

"Namun berasal dari skema kerja sama pengelolaan aset yang ada nanti di ibu kota baru dengan yang ada di Jakarta," ujar Jokowi.

"(Kebutuhan anggaran) sisanya, berasal dari Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha atau KPBU dan investasi langsung swasta dan BUMN," ujar dia.

Saat mengumumkan ibu kota baru, Jokowi terlihat didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Selain itu, terlihat juga sejumlah pejabat pemerintahan, di antaranya Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menter Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.

Hadir juga Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil yang mendampingi Presiden Jokowi saat konferensi pers.

Tonton videonya di sini:

Artikel ini telah tayang di Tribunpalu.com dengan judul 3 Fakta Pengumuman Ibu Kota Baru, dari Alasan Jokowi Pilih Lokasi hingga Sumber Dana

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved