Liga Indonesia
Sepanjang Putaran Pertama Liga 1 2019, Arema FC Sudah Gelontorkan Uang Rp 500 Juta untuk Bayar Denda
Arema FC menjadi satu di antara klub di Liga 1 2019 yang paling banyak memberi pemasukan pada PSSI.
Penulis: Dya Ayu | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Arema FC menjadi satu di antara klub di Liga 1 2019 yang paling banyak memberi pemasukan pada PSSI.
Pada putaran pertama ini saja, Arema FC telah menggelontorkan uang sebesar Rp 500 juta untuk membayar sanksi denda yang dijatuhkan oleh Komdis PSSI.
Dari sanksi denda Rp 500 juta tersebut, keseluruhannya merupakan pelanggaran yang dilakukan Aremania, atau suporter Arema FC.
• Penjualan Tiket Pertandingan Kandang Arema FC Via Online Sepi Peminat
• Lima Pemain yang Dicoret dari Pemusatan Latihan Timnas Indonesia, Tiga Pemain dari Tim Jawa Timur
Tercatat, ada lima pelanggaran yang terbukti dilakukan Aremania ketika mendukung Singo Edan berlaga, yakni bentrok saling lempar dengan pendukung PSS Sleman di Sleman saat pembukaan Liga 1 2019, sehingga berbuah denda Rp 75 juta.
Denda kedua senilai Rp 50 juta karena Aremania menyalakan flare saat Arema FC melawan Persela Lamongan pekan ketiga.
Ketiga, saat Arema FC melawan PS Tira Persikabo, Sabtu (29/6/2019).
Sesuai surat keputusan nomor 027/L1/SK/KD-PSSI/VII/2019 terkait tingkah laku buruk suporter, Arema FC mendapat sanksi senilai Rp 150 juta.
• Evaluasi Putaran Pertama Liga 1, Ini Penyebab Tribun Stadion Tak Penuh Saat Laga Kandang Arema FC
• Hasil Laga dan Klasemen Paruh Musim Liga 1 2019, Tiga Tim Asal Jawa Timur Masuk 5 Besar Teratas
Denda keempat senilai Rp 75 juta karena suporter menyalakan flare saat melawan Persib Bandung di Stadion Kanjuruhan Malang, Selasa (30/7/2019).
Sementara denda kelima berdasarkan surat bernomor 075/L1/SK/KD-PSSI/VIII/2019 berisi hukuman denda sebesar Rp 150 juta karena tingkah laku buruk suporter saat menjamu Persebaya Surabaya, Kamis (15/8/2019).
"Sebenarnya soal ini selalu saya sampaikan pada Aremania, setiap perilaku dan perbuatan suporter yang merugikan klub selalu kami sayangkan, bahkan soal ini saya kembalikan pada Aremania. Saya juga perlu masukan untuk menanggulangi hal ini, apakah kami harus memberlakukan hukum adat?" kata Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris, Senin (2/9/2019).
• Putaran Pertama Liga 1 2019, Arema FC Dapat Pendapatan Rp 5 Miliar dari Penjualan Tiket
• Pencapaian Arema FC di Putaran Pertama Liga 1 2019, Ada Peluang Jadi Juara Musim Ini
Soal flare, tampaknya panpel Arema FC sudah kehabisan cara agar hal tersebut tak terulang, sebab sejak awal kompetisi, panpel telah mengingatkan agar tak membawa flare dan sejenisnya ketika ke stadion, namun pelanggaran yang didapat Arema FC dari flare masih terus terjadi.
"Flare ini justru pengeluaran yang sia-sia sebetulnya, karena secara tidak langsung pengeluaran finansial manajemen terkuras hanya karena hal-hal yang sebenarnya tidak diperlukan. Hanya karena emosional yang tidak bisa dikendalikan, klub harus dapat denda, kami sayangkan. Seharunya kalau Aremania ingin tim ini juara, tolonglah kami dibantu. Manajemen ini tidak bisa berdiri sendiri, harus juga ada dukungan dari suporter," jelasnya. (Dya Ayu)
Yuk Subscribe YouTube Channel TribunJatim.com: