Aksi Teatrikal Seniman Jombang Tolak RUU KPK, Gambarkan Kematian KPK dengan Tabur Bunga di Makam
Seniman Jombang gelar aksi teatrikal penolakan RUU KPK dengan menabur bunga di makam 'KPK'
Penulis: Sutono | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Kegaduhan seputar revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) disikapi dengan cara berbeda oleh sejumlah seniman Jombang.
Mereka menggelar ‘happening art’ di bundaran Ringin Contong, Jombang, Kamis (19/9/2019).
Teaterikal para seniman diawali dengan aksi seniman berambut gondrong bernama Sabrang, berdiri di atas mobil bak terbuka.
• Beda Unggahan Istri Imam Nahrawi sebelum dan sesudah Suaminya Ditangkap KPK, Awalnya Ceria
Tubuhnya dibalut kaos hitam, mengenakan sarung, dan di kepalanya bertengger topi khas Taliban.
Di hadapan pemuda ini tergeletak properti yang menggambarkan makam atau kuburan, lengkap dengan batu nisannya.
Pada batu nisan makam itu, tertulis huruf ‘KPK’.
Di belakang pemuda ini, terpampang spanduk berbunyi ‘KPK Kuburan Pemberantasan Korupsi’.
Sabrang kemudian membaca kertas yang tergenggam di tangan kanannya.
• Ungahan Istri Imam Nahrawi Sebelum dan Sesudah Sang Suami Jadi Tersangka KPK, Lihat Bedanya!
Dia seakan berdialog dengan kuburan itu atau ‘jenazah’ di dalamnya.
“Derek KPK, sampeyan sumerapi bilih derek, sakniki sampun tilar dunyo (saudara KPK, perlu anda ketahui, anda sekarang sudah meninggal dunia)’,” kata Sabrang, dalam bahasa Jawa kromo inggil alias bahasa Jawa halus.
Dia lantas ‘menalqin’ jasad tersebut. Ketika semua pelayat sudah pulang, makam didatangi dua malaikat.
“Siro ora usah wedi lan gemeter. Jawaben kanti bener, sing ditakokno malaikat loro iku. (Kamu tidak usah takut dan gemetar. Jawablah dengan benar, yang ditanyakan malaikat tadi’,” tutur Sabrang.
Seorang petugas rohaniwa kematian yang menalqin jenazah, Sabrang lantas ‘membocorkan’ kepada jenazah yang ia beri nama KPK, mulai siapa nama Tuhannya, nama nabi, hingga nama saudara seiman.
Seusai adegan itu, empat seniman lainnya membacakan puisi di depan pusara secara bergantian.
Di akhir aksi, seniman lainnya, bernama Binhad Nurrohmat, menaburkan bunga di atas pusara KPK.