Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berawal Suka Menyulam, Dini Yuniar Mayasari Kini Bikin Usaha Wearable Stuff Bareng Sang Suami

Kini, seni menyulam tak hanya sebatas untuk membuat taplak dan baju. Semakin banyak pengrajin yang mengolahnya menjadi beragam benda.

Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Melia Luthfi Husnika
ISTIMEWA
Potret Dini Yuniar Mayasari, owner produk handmade embriodery Dini Primajaya. 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kini, seni menyulam tak hanya sebatas untuk membuat taplak dan baju. Semakin banyak pengrajin yang mengolahnya menjadi beragam benda.

Tak terkecuali Dini Yuniar Mayasari dan suaminya, Gilang Primajaya. Pasangan ini memutuskan untuk membuat usaha handmade embriodary dengan nama Dini Primajaya (@diniprimajaya).

"Karena saya seorang private tutor, jadi di tengah dan akhir tahun selalu ada waktu kosong karena libur sekolah. Mostly nggak ada yg stay di Surabaya akhirnya saya nggak ada kegiatan," ungkap Dini mengawali kisah usahanya.

Lanjutnya, ia telah mencoba membuat seni visual, mulai dari drawing, doodling, water coloring, hingga lettering.

"Semua kerjakan semua suggestions dari suami untuk ngisi waktu waktu karena memang suami saya seorang artist dan illustrator," ungkapnya.

Barbie Kumalasari Sulam Lesung Pipi Bareng Elly Sugigi, Galih Bilang Tambah Seksi, Segini Harganya

Sampai akhirnya, lanjut Dini, dia melihat sepupunya menyulam. Ia mengakui bahwa dirinya sama sekali tidak kreatif. Namun, ia merasa sangat enjoy melakukan embriodery.

Awal mula membuka bisnis, Dini dan suaminya membuat wall decor. Sulamannya bermotif couple atau person. Biasanya, sebagai kado. Dilengkapi dengan ungkapan atau ucapan.

"Kemudian suami suggest, kalau wall decor kurang bisa berkembang. Akhirnya mulai ke ranah home decor. Pas banget waktu itu saya lolos bazar yang image-nya anak muda banget.

Dari situ, lanjutnya, ia mulai membuat wearable stuff, mulai dari pin, keychain, earring, hair pin, dan sebagainya.

"Sengaja memang manghadirkan sesuatu yang small, practical, easy to carry, dan wearable. Jadi orang bisa pake secara nyaman dan bisa dibawa atau dipakai untuk sehari-hari," paparnya.

Masih Ingat Sulami Sang Manusia Kayu dari Sragen? Kini Punya Usaha Kerajinan Tangan Mote

Mengenai tema motif produk, Dini Primajaya cenderung mengusung romantis lovely dengan dominasi motif bunga.

"Saya juga bikin bentuk hewan dan karakter. Hanya pilihan lain dan warnanya cenderung pastel, jadi arah romantic-nya lebih ke situ," papar Dini.

Embriodery artist, lanjutnya, sudah banyak. Namun, sebagain besar fokus ke wall decor, kerudung, atau tas yang gayanya lebih mature. Jadi memang lebih ke usia dewasa.

"Therefore, saya lebih fokus ke wearable stuff yang lebih ke printilan, seperti jepit rambut, anting-anting, patch, dan sebagainya," tambahnya lagi.

Ia pun kini sudah mulai. Membuat snapback hat dan pouch sling back agar lebih terlihat bahwa embriodery bisa dipakai hang out.

"Untuk pasarnya, kami lebih ke anak muda. Biar persepsi tentang sulam ini nggak melulu buat orang dewasa, yang muda juga bisa dipakai sehari-hari," ungkap Dini.

Untuk harga, bervariatif. Tergantung kerumitan dan bahan yang digunakan. Mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 200 ribu.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved