Berita Entertainment
Ketua KPI Pusat Tak Kuasa Menahan Tawa saat Melaney Pertanyakan Pentil Ban & Tayangan Kartun Diblur
Melaney Ricardo pertanyakan mengapa tutup pentil ban & tayangan kartun kena blur di televisi. Pertanyaan Melaney bikin Ketua KPI Pusat tertawa.
Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM - Presenter Melaney Ricardo menyoroti sekaligus mempertanyakan soal tayangan kartun yang kena sensor ketika tayang di televisi.
Melaney Ricardo mengaku heran mengapa tayangan kartun yang pada umumnya ditonton oleh anak-anak justru disensor saat tayang di layar kaca.
Pertanyaan itu disampaikan Melaney Ricardo saat Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Agung Suprio, beserta Wakil Ketua KPI Pusat, Mulyo, hadir sebagai narasumber dalam program acara "Hotman Paris Show," Kamis (24/10/2019).
Hal itu bermula dari membahas soal tolok ukur layak atau tidaknya sebuah tayangan menurut KPI.
Melaney Ricardo tidak segan bertanya kepada pihak KPI Pusat tentang tayangan kartun yang terkena sensor atau blur di bagian-bagian tertentu.
Menurut Melaney Ricardo, pertanyaan itu diungkapkan untuk mewakili rasa perasaan sebagian besar masyarakat Indonesia.
Hal yang disorot dan menjadi pertanyaan bagi Melaney Ricardo adalah terkait sensor pada beberapa tayangan kartun.
"Yang aku agak penasaran nih pak, aku pernah nonton tayangan kalau enggak salah tayangan 'Doraemon,'" kata Melaney Ricardo mengawali pertanyaanya.
Ia mempertanyakan alasan mengapa sosok Shizuka dalam kartun Doraemon diblur atau disensor saat mengenakan pakaian renang.
• Nikita Mirzani Hamburkan Uang Rp 1,1 Miliar Hanya untuk Permak Hidung di Korea, Ada Yang Rusak
• Bagian Tubuh Atta Halilintar yang Disukai Bebby Fey Terbongkar, Melaney Ricardo sampai Tak Percaya

"Itu Shizuka di kolam renang, pakai baju berenang, tapi Shizuka di blurring semua badannya, kenapa sih pak? Boleh dong pak pencerahannya supaya kita ngerti," tanya Melaney Ricardo.
Tak hanya itu, Melaney Ricardo juga menampilkan beberapa bukti-bukti tayangan kartun yang disensor.
Bukti tayangan yang ditampilkan berupa foto pentil ban yang disensor, sapi yang sedang diperah susunya, dan lain sebagainya.
"Wah serius ini?" tanya Agung Suprio seraya tertawa.
Menurut Melaney Ricardo, seseorang yang mengenakan pakaian renang di lokasi yang tepat, yakni kolam renang adalah hal yang wajar.
Mendapat pertanyaan tersebut, Agung Suprio langsung tertawa.
Agung Suprio menjelaskan, bukan KPI yang memberikan sensor dan blur terhadap tayangan kartun dan pentil ban.
Tindakan memberi sensor dan blur sebenarnya berasal dari lembaga penyiaran sendiri.
Pasalnya, KPI hanya memantau tayangan televisi, yaitu setelah tayang dan bukan sebelum tayang.
"Jadi KPI tidak (melakukan) blurring, jadi kita memantau pasca tayang, bukan sebelum tayang," kata Agung Suprio.
Dijelaskan langsung oleh Agung Suprio, KPI tidak memantau proses produksi siaran televisi.
Namun, KPI hanya memantau setiap tayangan setelah tayang di televisi.
• Kata Robby Purba Diminta Pilih Ayu Ting Ting atau Sophia Latjuba, Melaney Merespon,Lihat Ekspresinya
• Penghasilan Barbie Kumalasari Bisa Mencapai Rp 1 M Sebulan, Akui Pernah Pacaran dengan Bule Amerika?
• Prediksi Denny Darko Ada Kemungkinan Gading dan Gisella Rujuk Kembali, Wijin Cocok Jadi Sahabat?
Ya, bagi KPI Pusat penggunaan sensor adalah reaksi yang berlebihan dari lembaga penyiaran.
"Jadi kalau kami melihat ini adalah reaksi yang belebihan dari lembaga penyiaran," kata Agung Suprio.
Agung Suprio menilai, blurring atau sensor digunakan oleh lembaga penyiaran karena mereka khawatir tayangannya terkena sanksi dari KPI.
Padahal KPI tidak melakukan sensor atau blurring pada sebuah tayangan.
"Mungkin karena takut disanksi oleh KPI, padahal KPI tidak melakukan penyensoran," ujar Agung Suprio.
Agung Suprio mengatakan, masyarakat sudah salah persepsi, jika mengira KPI mewajibkan penyensoran.
Padahal KPI tidak melakukan sensor pada sebuah tayangan.
"Jadi yang melakukan blurring adalah pihak mana?" tanya Melaney Ricardo.
"Pihak lembaga penyiaran," jawab Agung Suprio.
Wakil Ketua KPI Pusat, Mulyo, kemudian melanjutkan sekaligus memberikan penjelasan.
Ia mengungkit soal tayangan "Hotman Paris Show" yang berisi perdebatan Nikita Mirzani dan Elza Syarief diberikan sensor.
Mulyo menjelaskan, tayangan itu sebenarnya sudah diedit oleh editor televisi.
"Tayangan Nikita Mirzani banyak sensor *tit* *tit* *tit* sebenarnya dari editor televisi. Itulah pelakunya. Bukan KPI," tutur Mulyo.
"Oh. Cuma kok saya merasa aneh ketika pentil ban sampai diblur pak," tanya Melaney Ricardo lagi.
"Mungkin kalau belahan dada artis yang memang semelehoy diblur karena memang terbuka dan membuat kaum adam nafsunya meningkat itu masuk akal," lanjutnya.
Mendengar Melaney Ricardo masih kukuh untuk bertanya, Ketua KPI Pusat, Agung Suprio tak kuasa menahan tawa.
Agung Suprio sampai geleng-geleng kepala melihat Melaney Ricardo yang tidak terima dengan blurring pada pentil ban dan sapi yang sedang diperah susunya.
• Foto Berdua Jadi Kode Keras Gading untuk Juria Hartmans, Gisel: Jarang Lihat Dia Posting Begitu
• Gading Marten Malu Diajak Ngobrol Juria Hartmans Saat Berdua dalam Mobil, Punya Panggilan Sayang?
• Tingkah Gemas Gempi Minta YouTube Tuliskan Namanya di Golden Play Button Bikin Gading Marten Tertawa

"Mungkin ada kerancuan atau kesalahpahaman di antara pola pemikiran KPI dan pola pemikiran lembaga penyiaran ya pak?" tanya Melaney Ricardo.
"Korban bencana alam, korban yang berdarah, korban dan pelaku tindak kejahatan seksual di bawah umur hingga orang tua korban harus diblur. Selebihnya tidak ada," tutur Mulyo.
"Dan dengan kita duduk dan ngobrol seperti ini jadi jelas nih. Buat lembaga penyiaran televisi lain kali jika ada orang yang sedang mengisi angin di ban, pentil bannya tolong jangan di blur. Shizuka pengen berenang di kolam renang jangan diblur. Di tambah lagi, siapa yang nafsu sama kartun," kata Melaney Ricardo.