Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ratusan Warga Jrebeng Gresik Gelar Salat Istisqa di Tengah Bengawan Solo yang Mengering

Ratusan warga Desa Jrebeng, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik berbondong-bondong mendatangi tengah bengawan solo

Penulis: Willy Abraham | Editor: Yoni Iskandar
Willy Abraham/Tribunjatim
Warga berkumpul di tengah sungai Bengawan Solo usai menggelar salat Istiqa, di Desa Jrebeng, Kecamatan Dukun, Kamis (31/10/2019). Foto : Willy Abraham 

 TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Ratusan warga Desa Jrebeng, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik  berbondong-bondong mendatangi tengah bengawan solo. Mereka menggelar salat Istisqa berjamaah meminta hujan.

Ini merupakan kali pertama sungai Bengawan Solo di Desa Jrebeng mengalami kekeringan. Mereka salat diatas terpal dibawah terik matahari pukul 08.00 wib.

Warga juga membawa payung di tengah sungai karena cuaca mencapai 34 ⁰ C.

Sambil menadahkan tangan, mereka meminta agar hujan segera turun. Selama kurang lebih tiga minggu imi mereka menggunakan air isi ulang untuk keperluan memasak dan mandi.

"Satu hari bisa dua galon isi ulang buat masak dan mandi," kata Toha warga Desa Jrebeng kepada Tribunjatim.com.

Pria yang bekerja sebagai buruh tani mengaku baru pertama kali Bengawan Solo mengalami kering seperti ini.

"Ini baru pertama kali sungai kering seperti ini," kata Toha kepada Tribunjatim.com.

BREAKING NEWS - Sebuah Rumah di Sakura Regency Surabaya Terbakar, Diduga Api dari Kamar Pembantu

Profil-Biodata Indah Permatasari, Pacar Arie Kriting yang Hubungannya Ditentang Ibu, Pemain Sinetron

VIRAL VIDEO Detik-detik Suami Tinggal Istri Saat Ditilang, Ngamuk Panggil Gajah, Tak Sekali Terjadi

Sementara itu, Kepala Desa Jrebeng Suja'i mengatakan masyarakat Desa menggunakan sumber air Bengawan Solo untuk kebutuhan sehari-hari. Tetapi saat ini kondisinya air sudah kering, pasir di tengah sungai sangat panas. Warga bisa berjalan kaki menyeberang sungai Bengawan Solo.

"Kurang lebih hampir 2 sampai 3 mingguan. Kami memohon kepada Allah SWT diberikan hujan segera diturunkan khususnya di wilayah kecamatan dukun Kabupaten Gresik dan sekitarnya," ujarnya.

Dampak kekeringan yang paling dirasakan adalah dikonsumsi untuk kebutuhan sehari-hari seperti untuk masak, mandi dan pertanian dan perikanan.

"Kami minta bantuan air bersih dari BPBD atau dari ormas lain dan juga dari kami juga menyediakan anggaran untuk bencana alam," paparnya.

Ketua MWC NU Kecamatan Dukun, KH Toyib (58) usai menjadi imam salat Istiqa di tengah sungai menegaskan baru pertama kali melihat fenomena kekeringan yang menyebabkan sungai bengawan solo kering. Padahal, sungai terbesar di Pulau Jawa ini dimanfaatkan oleh warga sekitar.

"Kami melakukan salat Istisqa meminta hujan karena kekeringan yang lama sehingga Bengawan Solo ini tidak ada airnya. Belum pernah surut seperti ini maka kami dan masyarakat mohon kepada Allah untuk diberikan air demi kemaslahatan masyarakat selamanya," tutupnya.

Sementara itu, wakil ketua DPRD Gresik, dr Asluchul Alif turut mengikuti salat istiqa di tengah Bengawan Solo pihaknya telah meminta dinas terkait untuk terus mengirimkan bantuan air bersih sebagai langkah jangka pendek.

"Pemerintah wajih menyelesaikan masalah ini karena kekeringan dengan mengirim air. Kekeringan ini juga mungkin salah satu dampak adanya Bendungan Gerak Sembayat (BGS). Saya sudah telepon ke teman yang mengurusi masalah air bersih ini," pungkasnya. (wil/Tribunjatim.com)

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved