Cerita Tim Hibah Asuh Universitas Ciputra, Singkap Kabut Asap Borneo Demi ke STKIP Melawi
Tim Hibah Asuh Perguruan Tinggi UC tempuh perjalanan 8,5 jam, singkap kabut asap menggunakan mobil dengan sopir pribadi yang disewa secara mendadak.
Penulis: Hefty Suud | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kementrian Ristek Dikti memilih 29 kampus terakreditasi A di seluruh Indonesia yang berhak menerima Hibah Asuh Perguruan Tinggi.
Dari 29 kampus yang dipilih, Universitas Ciputra (UC), Surabaya menjadi salah satu kampus yang menerima program Hibah Asuh Perguruan Tinggi dari Kementrian Ristek Dikti.
Kampus-kampus yang terpilih bertugas untuk membantu meningkatkan mutu perguruan tinggi yang ada daerah.
Untuk menjalankan program tersebut, Universitas Ciputra menuju dua kampus di Sulawesi Utara, yaitu Institut Teknologi Minaesa dan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon.
Universitas Ciputra (UC) juga menuju STKIP Melawi, Kalimantan Barat.
• Hadir di Marvell City Surabaya, The Playground Dukung Program Pemerintah Wujudkan Gerakan Wirausaha
STKIP Melawi sengaja dipilih sebagai salah satu kampus tujuan dari program hibah tersebut, sebab sudah menjadi komitmen dari Dikti, harus ada satu kampus di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) yang diasuh dalam program tersebut.
Lokasi kampusnya, mendekati perbatasan Indonesia - Serawak, Malaysia.
Kepala Penjaminan Mutu Universitas Ciputra sekaligus salah satu anggota tim untuk program tersebut, Lenny Rosita mengatakan, perjalanan menuju ke STKIP Melawi, Kalimantan Barat adalah yang paling berkesan sekaligus menantang.
Lenny Rosita, mengatakan sudah memesan pesawat Pontianak ke Sintang.
Namun pada waktu yang sudah ditentukan untuk terbang, yakni pukul 13.30 WIB, pihak penerbangan menginformasikan bahwa jadwal penerbangan dibatalkan, sebab Kabut Asap Borneo.
"Saya dan tim sudah dua kali ke sana. Nah, yang kali kedua ini, saya berangkat bertiga dengan satu perwakilan dari Dikti, kami perempuan semua," ungkap Lenny Rosita.
Mengingat agenda bersama STKIP Melawi sudah tersusun rapi, mereka bertiga menempuh perjalanan 370 km ke Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, menggunakan jalur darat.
Mereka menempuh perjalanan delapan setengan jam menyingkap kabut asap menggunakan mobil dengan sopir pribadi yang disewa secara mendadak.
Dari Pontianak, melewati Batangrajang, Bodok, Sosok, Sanggau, Sekedau, sampai akhirnya tiba di Nanga Pinoh, pukul 22.30.
"Dan itu bukan jalanan mulus yang kami lewati, saya sempat mabuk karena kondisi jalan yang berkelok, naik-turun, jarang ada lampu jalan. Belum lagi khawatir kalau kehabisan bensin," ujar perempuan kelahiran 1983 ini disusul dengan tawa.
Sesampainya di sana, Lenny Rosita dan tim langung bergegas mempersiapkan materi yang akan disampaikan pada staff STKIP Melawi.
"Nah, lokasi dari STKIP Melawi ini sangat ujung ya, tepatnya ada di perbatasan Indonesia - Serawak, Malaysia. Kami sengaja pilih kampus ini, supaya kampus di Indonesia yang wilayahnya jauh dan cukup sulit dijangkau bisa berkembang juga," papar Lenny Rosita.
• IIMS Surabaya 2019, Wuling Tawarkan Promo Test Drive dan DP Rp 10 Juta, Baca Ini