Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Solar Langka di Jatim

Pertamina Jamin dalam 2 Hari Pasokan Solar di Jatim Aman, Gelontorkan 120% untuk Solar dan Premium

GM Pertamina Marketing Operation Region 5 Werry Prayogi menegaskan, suplai solar & premium di Jawa Timur akan kembali normal dalam 2-3 hari ke depan.

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Elma Gloria Stevani
SURYA.CO.ID/FATIMATUS ZAHROH
GM Pertamina Marketing Operation Region 5 Werry Prayogi (tengah) dan Kepala Dinas ESDM Setiajit (kanan) dalam konferensi pers di Ruang Binaloka Kantor Gubernur Jalan Pahlawan, Senin (18/11/2019). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Menyikapi kelangkaan BBM, solar dan premium dua pekan belakangan, GM Pertamina Marketing Operation Region 5 Werry Prayogi menegaskan, suplai untuk solar dan premium di Jawa Timur akan kembali normal dalam 2-3 hari ke depan.

Hal itu disampaikan Werry Prayogi dalam konferensi pers di Ruang Binaloka Kantor Gubernur Jalan Pahlawan, Senin (18/11/2019).

Werry Prayogi menyebut, dalam dua hingga tiga hari ke depan, Pertamina akan menggelontorkan distribusi solar dan premium di Jawa Timur guna membuat normal suplai di seluruh wilayah.

"Dua hari ke depan, atau maksimal tiga hari ke depan suplai akan normal, kita akan maksimalkan distribusi solar dan premium hingga 120 persen, kita gelontorkan. Dua hari ke depan akan normal dan kita jamin bulan Desember ceria akan aman," kata Werry Prayogi.

Musim Hujan Tiba, Pakai Yamaha Lexi Tetap Aman & Nyaman Saat Berkendara karena Ban Tubeless, Intip!

Apalagi di bulan Desember nanti, tentu banyak event, acara maupun kegiatan yang memungkinkan masyarakat membutuhkan BBM baik solar dan premium.

Werry Prayogi menuturkan, distribusi suplai solar dan premium untuk wilayah Jawa Timur distribusi Pertamina di bulan Juli, bulan Agustus dan bulan September rata-rata mencapai 216 ribu kilo liter.

Sedangkan, di bulan Oktober mencapai 224 ribu kilo liter.

Werry Prayogi menyatakan, kelangkaan selama dua pekan belakangan terjadi karena adanya isu pembatasan dan pengurangan kuota BBM bersubsidi oleh pemerintah dari jatah masing-masing SPBU.

Namun, surat edaran tersebut sudah ditarik dan dicabut.

"Tapi hal itu membuat panic buying oleh masyarakat. Mereka yang membeli BBM dalam jumlah normal, karena panik maka mereka membeli dalam jumlah yang melebihi kebutuhan. Itu yang membuat akhirnya ada kelangkaan di titik-titik tertentu," tegas Werry Prayogi.

Pasalnya, ada SE No /3865.E/KA.BOH/2019 yang berisi tentang pembatasan kuota penggunaan solar bersubsidi yang statusnya kini sudah dicabut, maka ada kalangan yang membeli dalam jumlah banyak karena panik.

Werry Prayogi mengatakan, hal tersebut tidak perlu dilakukan karena tidak di seluruh SPBU mengalami kelangkaan, melainkan di SPBU tertentu yang menjadi favorit atau pilihan pelanggan.

Rumah Mantan Anggota DPRD Situbondo Terbakar, 3 Mobil dan 4 Sepeda Motor Hangus Terpanggang

Sehingga, tidak merata karena bergantung pada pelanggan memilih SPBU yang terbaik menurutnya.

Di pihak lain, Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur, Setiajit mengatakan tidak semua masyarakat paham terkait penggunaan dan konsumsi BBM bersubsidi.

Oleh karena itu, Werry Prayogi mengimbau agar masyarakat bersikap bijak.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved