Puji Gagasan Whisnu Sakti, Pengamat Sebut Surabaya Perlu Moda Transportasi Publik yang Terkoneksi
Puji Gagasan Whisnu Sakti, Pengamat Sebut Surabaya Perlu Moda Transportasi Publik yang Terkoneksi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) No. 80 Tahun 2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi di kawasan Gerbangkertosusila dipandang Kaprodi Sosiologi UNESA, Sri Sadewo, memiliki benang merah yang sama dengan visi misi Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana di sektor transportasi publik.
Penerbitan Perpres itu sendiri ditindaklanjuti dengan percepatan pembentukan tim taskforce terkait penyediaan transportasi publik termasuk opsi MRT-LRT oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
"Sangat sinkron itu sudah. Dengan begitu, bakal terkoneksi. 5 tahun ke depan, kondisi Surabaya dan sekitarnya diprediksi tidak jauh berbeda dengan kawasan Jabodetabek. Kemacetan bakal mendominasi jalanan," ujar Sadewo, Sabtu (30/11/2019).
"Saya pernah itu uji coba itu duduk di daerah Gedangan jam 7 pagi. Selama 15 menit, ada sekitar seribu kendaraan bermotor yang melintas mengarah ke Surabaya. Bayangkan bagaimana kalau satu jam dan 5 tahun ke depan," tambahnya.
• Relawan Anti Narkoba Surabaya Temui Whisnu Sakti Buana, Ajak Wawali Turun Aksi ke Jalan
Berkaca dari hal itu, Ia mengungkapkan jika saat ini Kota Surabaya memerlukan moda transportasi massal yang terintegrasi. Bukan hanya untuk kawasan Surabaya saja, melainkan dengan kawasan Gerbangkertosusila (Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan).
"Ya kalau nggak mau macet seperti Jabodetabek itu perlu. Terlebih dengan terbitnya dan ," beber Sadewo.
"Momentum ini, Surabaya tidak boleh pasif. Harus aktif dan jadi pioneer dalam pembangunannya. Karena, bagaimanapun juga, Surabaya ini adalah pusat dari wilayah itu," tambahnya.
Sebagai informasi, kebutuhan akan transportasi publik yang memadai disebut Whisnu Sakti bakal menjadi fokus utamanya apabila mendapatkan amanah dari masyarakar untuk melanjutkan kepemimpinan Wali Kota Risma di Pilwali Surabaya 2020.
"Di antaranya, sudah mulai kita buat perencanaan terkait subway sebagai sistem transportasi massal yang modern dan ramah lingkungan," ujar pejabat yang kembali maju dalam Pilwali Surabaya 2020 mendatang ini.
Sebelumnya, pengamat transportasi publik Gigih Prihantono juga mengatakan konsep moda transportasi modern light rail transit (LRT), dan kereta bawah tanah (Subway) adalah solusi visioner.
Gagasan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana adalah solusi dalam mengembalikan fungsi Surabaya sebagai kota penghubung (HUB) dengan wilayah Gerbangkertasusila.
”Konsep keduanya sama-sama visioner dan sudah saatnya direalisasikan,” kata Gigih, Selasa (26/11/2019).
Ia menilai, seharusnya antara Pemprov Jatim dengan Pemkot Surabaya bisa duduk Bersama untuk merealisasikan hal itu.
Sebab, transportasi keduanya sama-sama memiliki kesinambungan.’’Tujuan dari duduk Bersama ini untuk membahas wilayah atau titik mana yang akan menjadi konektifitas antara LRT dengan Subway,’’ ujarnya.
Termasuk ditambahkan akademisi Fakultas Ekonomi Bisnis Unair ini menghubungkan (baca; interkonecting) dalam zona ekonomi di wilayah masing-masing.