Beda Jokowi dan Menteri PUPR Soal KFC & Starbucks di Rest Area Tol Disorot Ketua PP Muhammadiyah
Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyoroti sikap Presiden Jokowi dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono soal keberadaan waralaba asing di rest area tol
"Karena yang lalu lalu kita lihat kalau rest area itu pasti isinya kalau kopi ya kopi itu, kalau ayam ya ayam itu, enggak usah saya sebutkan, saya kira Bapak ibu tahu semuanya. Ini mulai harus digeser," kata dia.
Padahal, Presiden Jokowi menegaskan, banyak produk lokal sejenis dengan rasa yang lebih enak dan harga yang juga jauh lebih murah.
Oleh karena itu, Jokowi ingin tol yang baru dibangun atau tengah dibangun membuka ruang bagi produk lokal yang ingin masuk.
"Yang (produk) lokal banyak sekarang, kopi lokal yang bagus juga banyak sekarang ini. Ayam juga kan banyak sekali, masak yang dipasang di depan rest area pasti ayam itu itu saja," ujar dia.
Menanggapi pernyataan Presiden itu, Menteri Basuki berpendapat, keberadan tenant asing tetap diperlukan sebagai penarik masyarakat yang melintasi jalan tol untuk singgah.
Namun jumlahnya telah diatur agar tak lebih banyak dibanding yang lokal. "(Kios asing) itu tetap harus ada ya, seperti Starbucks atau KFC.
Karena tanpa itu, seperti yang kita lihat di rest area Solo-Surabaya, isinya pick up semua," ujar Basuki di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2019).
Menteri Basuki menjamin kios lokal tetap mendapatkan porsi terbesar di area peristirahatan jalan tol atau di sentra ekonomi kawasan infrastruktur baru lainnya.
Sebab, hal itu sudah diatur di dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 10/PRT/M/2018 tentang Tempat Peristirahatan dan Pelayanan pada jalan tol.
Aturan tersebut menginstruksikan agar seluruh pengelola tol untuk menyediakan lahan pelaku usaha lokal sebanyak 70 persen
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Soal UMKM di Rest Area, Muhammadiyah Sanjung Jokowi, Kritik Basuki