Minyak Petroleum Mentah Jadi Komoditas Ekspor Tertinggi di Jatim, Dominan Ekspor ke Singapura
Minyak petroleum mentah merupakan komoditas ekspor terbesar di wilayah Jawa Timur pada bulan November 2019 yaitu, sebesar USD 114,49 juta.
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Elma Gloria Stevani
Laporan Wartawan TribunJatim, Fikri Firmansyah
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Komoditas utama yang mengalami kenaikan persentase ekspor paling tinggi pada bulan November 2019 adalah minyak petroleum mentah.
Minyak petroleum mentah merupakan komoditas ekspor terbesar di wilayah Jawa Timur pada bulan November 2019 yaitu, sebesar USD 114,49 juta.
Hal itu disampaikan secara langsung oleh Kabid Distribusi Statistik BPS Jatim, Satrio Wibowo saat ditemui wartawan TribunJatim.com, Senin (16/12/2019) di Kantor BPS Jatim, Jalan Raya Kendang Sari,Surabaya.
"Minyak petroleum mentah, merupakan komoditas utama yang mengalami kenaikan persentase ekspor paling tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu naik sebesar 53,10 persen," kata Satrio Wibowo.
Minyak petroleum mentah diekspor ke Singapura sebesar USD 61,17 juta.
Peringkat kedua ditempati oleh sisa dan skrap dari logam mulia lainnya dengan nilai ekspor USD 94,96 juta yang dominan diekspor ke Jepang sebesar USD 79,43 juta.
• Dishub Jatim Batasi Angkutan Barang Saat Nataru, Dibagi Dua Periode, Ini Waktu dan Ruas Jalannya!
• 5 Tanda Hati Penuh Racun yang Perlu Diwaspadai, Kaki Alami Pembengkakan hingga Mata Kuning
Satrio Wibowo menerangkan, untuk yang peringkat ketiga adalah barang perhiasan dari logam mulia lainnya, disepuh atau dipalut dengan logam mulia maupun tidak dengan nilai ekspor USD 90,01 juta.
Komoditas Minyak petroleum mentah diekspor ke Amerika Serikat sebesar USD 30,03 juta.
• Persik Kediri Banjir Lamaran Posisi Pelatih, Manajer Blak-blakan Tak Mau Rekrut Orang Asing
• Daftar 5 Besar Top Assist Sementara Liga 1 2019, Ada Dua Nama Pemain Asing dari Klub Jatim
"Jadi intinya komoditas terbesar ekspor minyak petroleum mentah dengan punya peranan terhadap total ekspor November 2019 sebesar 6,77 persen," ujar Satrio Wibowo.
"Sedangkan sisa dan skrap dari logam mulia lainnya berkontribusi sebesar 5,61 persen dan barang perhiasan dari logam mulia lainnya, disepuh atau dipalut dengan logam mulia maupun tidak berkontribusi sebesar 5,32 persen dari total ekspor November 2019," tambahnya