News Analysis
Siswa SMK Surabaya Gantung Diri, Pakar Psikologi Ubaya: Keluarga Harus Lebih Peka Anak Introvert
NNEWS ANALYSIS Siswa SMK Surabaya Gantung Diri dari kacamata pakar psikologi Ubaya.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Arie Noer Rachmawati
NEWS ANALYSIS Siswa SMK Surabaya Gantung Diri
Dosen Psikologi Klinis Universitas Surabaya (Ubaya), Dr Dra Elly Yuliandari Msi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kasus siswa SMK Surabaya gantung diri yang diduga karena masalah keluarga tak lepas dari sifat introvert yang dimiliki RH.
Dengan anak yang bersifat introvert, umumnya harus mendapat perhatian lebih dari keluarga.
Sehingga pihak keluarga bisa lebih peka akan pola-pola dan perilakunya sehari-hari.
• Heboh Kasus Siswa SMK Surabaya Gantung Diri, Berikut Ini Cara Antisipasi Orang yang Ingin Bunuh Diri
Apalagi jika anak masih dalam masa pertumbuhan dan berusia remaja.
Mereka yang introvert ini cenderung mengingat hal-hal yang sifatnya negatif.
Kalau dia pernah berdebat dengan orang tuanya, maka perlu diperhatikan apakah anak masih memendam amarah selama satu hari itu.
Jika selama berminggu-minggu anak belum selesai menuntaskan emosinya, atau masih memendam amarah.
Orang tua harus mulai ikut menyelesaikan masalah emosi anak.
Untuk menilai seseorang dengan pribadi introvert yang sudah mengendalikan atau memperbaiki gejolak emosinya juga cukup sulit.
• Sinyal Terakhir Siswa Surabaya Sebelum Gantung Diri, Postingan WA & Video Call, hingga Soal Polisi
Terlebih jika lingkungannya kurang mendeteksi hal ini.
Orang tua harus punya akses kontrol kepada anak.
Akses kontrol ini sifatnya bukan otoriter melainkan pendekatan hingga anak mau mendengar perkataan orang tua.
• Janggalnya Janji Siswa SMKN 12 Surabaya yang Bunuh Diri, Bakal Temui Tiap Malam Jumat, Ada Dendam?
Selain itu, teman-teman yang terdampak atas aksi bunuh diri juga perlu diperhatikan.