Terpopuler
TERPOPULER SURABAYA: Kisah Pilu Janda Surabaya Derita Kanker hingga Pria Loncat dari Jembatan Layang
Kehidupan pilu janda Surabaya derita kanker hingga pria loncat dari jembatan layang.
Berita terpopuler - Kehidupan pilu janda Surabaya viral di media sosial hingga pria Surabaya loncat dari jembatan layang.
TRIBUNJATIM.COM - Berikut berita Surabaya terpopuler di TribunJatim.com, Rabu (30/1/2020):
1. KRONOLOGI Pria di Surabaya Loncat dari Jembatan Layang Setinggi 5 Meter hingga Menimpa Mobil Box

Seorang pria bernama BW meloncat dari jembatan layang (Flyover) setinggi lima meter di Kelurahan Kupang Krajan, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya, Rabu (29/1/2020) pukul 14.15 WIB.
Pria berusia 46 tahun itu merupakan warga yang tinggal di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya.
Sebelum menghantam aspal, tubuh ayah tiga anak itu loncat dari jembatan layang itu menimpa sebuah mobil box bernopol L-9965-T yang dikemudikan Prasetyo Dwi Wicaksono (24) warga Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo.
Tubuhnya tepat mengenai kaca depan mobil box tersebut hingga kacanya pecah berhamburan, lalu terjerembab ke aspal jalan dan mendera sejumlah luka.
Menurut saksi mata Taufik Subandi (33), sebelum aksi nekat itu terjadi, korban tampak berjalan ditemani tiga orang yang diperkirakan adalah anak korban.
"Jadi jalan dari bawah sama anaknya," katanya pada TribunJatim.com di lokasi, Rabu (29/1/2020).
Setelah mencapai bagian tengah jembatan layang (Flyover), sekitar 100 meter dari bibir utama jalan jembatan layang yang terhubung langsung dengan jalan utama itu.
Ketiga anaknya yang sempat terlibat percakapan dengan korban, tampak berjalan kembali menuruni jembatan melintasi jalan yang sama.
"Saat ke atas anaknya disuruh turun," jelasnya.
2. Kisah Pilu Ibu di Sidotopo, Nangis Terkejut Didiagnosa Kanker Payudara Stadium 4: Saya Bisa Sembuh?

Kisah seorang ibu asal Sidotopo Wetan viral di media sosial akhir-akhir ini.
Anik Ismawati (37) didiagnosa mengidap kanker payudara stadium empat dan tinggal di rumah kontrakan kecil berukuran 3 x 5 meter persegi.
Dia tinggal bersama empat orang anaknya, yang masing-masing berusia 13, 5 dan 2 tahun.
Serta satu orang anak angkatnya yang berusia 20 tahun.
Sementara sang suami, diketahui sudah berpisah dengan dirinya.
Saat ditemui di rumah kontrakannya yang terletak di gang sempit, Anik Ismawati (37) hanya terbaring lemah diatas kasur.
Dia tak kuasa menahan air matanya saat bercerita tentang keadaan dirinya yang harus berjuang melawan ganasnya kanker hingga membuat tubuhnya lemah.
Dia menuturkan, awalnya tak menyangka bakal mengidap penyakit tersebut.
3. VIRAL Kehidupan Pilu Janda Surabaya Derita Kanker, Tinggal di Kontrakan Kecil, Makan Diberi Tetangga

Kehidupan pilu janda Surabaya viral di media sosial.
Wanita asal Sidotopo Wetan itu mengidap kanker payudara stadium empat.
Sementara itu ia hidup serba kekurangan.
Ialah, Anik Ismawati (37).
Wanita yang tak menyangka akan menderita penyakit kanker payudara stadium empat.
Sehari-hari Anik Ismawati tinggal di rumah kontrakan kecil berukuran 3 x 5 meter persegi.
Dia tinggal bersama empat orang anaknya, yang masing-masing berusia 13, 5 dan 2 tahun.
Serta satu orang anak angkatnya yang berusia 20 tahun.
Sementara sang suami, diketahui sudah berpisah dengan dirinya.
4. Fakta Sebenarnya Putra Kiai Ponpes di Jombang Diduga Nodai Santriwati, Jubir Bantah 'Diplintir Ini'

MSAT (44) putra kiai pondok pesantren Ploso, Jombang terduga pelaku pencabulan santriwati membantah melakukan perbuatan tak senonoh itu.
Melalui juru bicara keluarga ponpes yang menjabat Sekjen DPP Organisasi Shidiqiyah, Ummul Choironi, mengklarifikasi semua tuduhan terhadap MSAT yang terlanjur dikemas oleh media pemberitaan hingga menjadi konsumsi publik.
Ummul menegaskan, dugaan perbuatan tak senonoh kepada santriwati, berinisal MN tidak pernah terjadi.
Cerita-cerita syur yang cenderung menuduh MSAT mencabuli MN santriwati asal Jateng bermula dari adanya open recruitment tenaga kesehatan yang dikelola oleh Organisasi Pemuda Shidiqiah (OPSHID).
Waktu itu, Opshid sedang mencari tenaga kesehatan yang siap dikirim untuk mengabdi pada masyarakat yang kurang beruntung di pelosok-pelosok daerah.
Lalu Opshid membuka kesempatan tersebut bagi segenap santriwan-santriwati yang sedang menuntut ilmu di ponpes tersebut.
MSAT yang menjadi guru pengajar di ponpes asuhan ayahnya itu turut menjadi interviewer dalam prosesi open recruitment tersebut.
MN yang katanya tertarik dengan program pengabdian di bidang kesehatan masyarakat turut mendaftar, lalu mengambil antrean laiknya para santri lainnya menunggu giliran wawancara