Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tahanan dari Rutan Sumenep Ini Sudah 6 Bulan Kabur, Petugas Sulit Ciduk Gegara Nyamar 'Topeng Wajah'

Tahanan dari Rutan Sumenep Ini Sudah 6 Bulan Kabur, Petugas Sulit Ciduk Gegara Nyamar 'Topeng Wajah'.

Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNMADURA.COM/ALI HAFIDZ SYAHBANA
Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II B Sumenep 

Tahanan dari Rutan Sumenep Ini Sudah 6 Bulan Kabur, Petugas Sulit Ciduk Gegara Nyamar 'Topeng Wajah'

TRIBUNMADURA.CO, SUMENEP - Satu tahanan kabur dari Rutan Kelas II B Sumenep, hingga sekarang belum tertangkap, Jumat (7/2/2020).

Tahanan itu bernama Matrawi (38) warga Desa Juruan Laok, Kecamatan Batuputih ini narapidana kasus KDRT yang telah divonis 2 tahun 6 bulan.

"Hampir genap enam bulan dia sudah kaburnya," kata Kepala Keamanan Rutan Kelas II B Sumenep Teguh Doni Efendi.

Catatan TribunJatim.com, Matrawi kabur dari tahanan sejak September 2019 - 7 Februari 2020 petugas belum mampu meringkusnya.

Sumenep Berangkatkan 652 Calon Jamaah Haji 2020 Ini, Kemenag: Urus Paspor Dulu, Pelunasan Gampang

Januari 2020, Jatim Alami Inflasi Sebesar 0,50 Persen, Tertinggi Terjadi di Sumenep

Januari 2020, Inflasi Jawa Timur di Angka 0,50 Persen, Tertinggi Terjadi di Sumenep

Bahkan pihak Rutan Kelas II B Sumenep ini mengakui, merasa kesulitan untuk mengakses keberadaan Matrawi tersebut dan terahir pernah terdeteksi oleh tim Polres Sumenep sudah jauh dari wilayah Madura.

"Terakhir itu kami sempat mengakses keberadaannya ada di Bali, tetapi karena memang terbilang gesit sudah tidak tahu sekarang ada di mana," paparnya.

Terakhir Matrawi ini ditahan di ruang sel isolasi, sebab sudah terkenal licin dan beberapa kali kabur.

Dalam catatan Rutan Sumenep, Matrawi sudah lolos dari tahanan itu pertama pada 2008. Kemudian kabur lagi pada Februari 2019, dan ketiga lolos kabur pada September 2019 lalu hingga sekarang.

Teguh Doni Efendi, menceritakan jika Matrawi sangat sulit ditangkap. Sebab menurutnya, ketika keluar tidak menampakkan wajah aslinya.

"Dia nyamar pakai topeng wajah dan juga terkadang memakai topong seperti masker wajah. Sehingga polisi sulit mengenalinya dan bahkan takut salah tangkap," katanya.

Itulah salah satu kendala yang diakui petugas, dan utamanya pencairan Matrawi adalah biaya operasional yang digunakan untuk proses pencarian yang terbilang minim.

Teguh Doni Efendi mengaku, jika juga kekurangan anggaran. Sehingga kadang katanya, ketika diawal proses pencarian itu sering menggunakan jatah gaji petugas kepolisian.

Meski begitu kata Teguh Doni Efendi, proses pencarian tetap berlanjut.

"Perjanjiannya nanti tidak menyerahkan diri, maka akan ditembak mati, terlebih ketika melawan," katanya.

Penulis : Ali Hafidz Syahbana

Editor : Sudarma Adi

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved