Sidoarjo Dikepung Banjir, Tanggulangin Belum Surut, Porong juga Kebanjiran
Banjir benar-benar menjadi masalah pelik yang tak kunjung terselesaikan di Sidoarjo. Beberapa daerah kebanjiran sampai berhari-hari.
Penulis: M Taufik | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Banjir benar-benar menjadi masalah pelik yang tak kunjung terselesaikan di Sidoarjo. Beberapa daerah kebanjiran sampai berhari-hari.
Sekarang ini, banjir yang merendam beberapa wilayah di Tanggulangin belum surut. Ternyata, di Kecamatan Porong juga ada keluhan serupa dari warga.
Warga Desa Pesawahan dan Candi Pari sudah tiga hari kebanjiran. Di Desa Pesawahan, genangan air mencapai 30 cm di RT 2 RW 2.
Selain area pesawahan dan jalan, banjir juga merendam rumah-rumah warga di sana.
Warga berusaha menutup jalan akses desa memakai batang kayu dan kursi. Tujuannya agar jalan tidak dilewati kendaraan roda empat.
"Karena ketika ada mobil lewat, air langsung masuk ke rumah warga," keluh beberapa warga di sana.
• Banjir Sidoarjo Jadi Situasi Tanggap Darurat
• Jafri Sastra Jadi Pelatih Mitra Kukar, Manajemen Berharap Kejayaan Naga Mekes Kembali
• Launching Tim Persebaya Surabaya, Abduh Lestaluhu Dikenalkan sebagai Pemain Baru Bajul Ijo
Desa Pesawahan memang langganan banjir. Setiap tahun genangan merendam wilayah tersebut. Warga menilai, banjir akibat saluran yang tak mampu menampung air.
"Selain itu jalan juga rendah. Jadi air meluap ke jalanan ketika hujan deras," ujar Sahat, warga setempat.
Di Desa Candi Pari, genangan merendam wilayah RT 1 RW 1. Banjir menggenangi jalan dan halaman rumah warga. Ketinggian air berkisar 10 cm hingga 20 cm.
"Banjir di sini sudah tidak hari. Rumah saya juga Kebanjiran," kata Untari, warga di sana.
Diakuinya, dibanding hari sebelumnya memang genangan sudah semakin surut. Namun dia dan warga lain tetap khawatir, karena begitu hujan deras mengguyur lama, banjir tentu kembali tinggi.
Di sisi lain, banjir di Tanggulangin belum juga surut. Desa Banjarasri dan Kedungbanteng masih terendam air. Sudah 20 hari banjir merendam kawasan tersebut.
Rumah-rumah warga, jalan desa, dan sekolah di sana masih kebanjiran. "Sudah lama, tapi tak kunjung surut. Entah gimana ini," keluh beberapa warga.
Banjir di SMPN 2 Tanggulangin juga tak berkurang. Sebanyak 19 ruangan terendam air. Seluruh kelas IX terendam. Ketinggian air sekira 5 sampai 10 cm.
"Banjir bertahan segini sejak beberapa waktu lalu. Kalau hujan turun lagi, jelas semakin tinggi," ujar Sugeng, penjaga sekolah SMPN2 Tanggulangin Sidoarjo.
Terpisah, Pemkab Sidoarjo mengaku sudah terus berupaya mengurangi ketinggian genangan air di sana. Ada dua cara yang dilakukan.
Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) Yudhi Kartikawan menuturkan cara pertama dengan pengerukan sungai.
Sungai di wilayah Kedungpeluk dinormalisasi karena banyak sedimentasinya. "Mengurangi pendangkalan," katanya.
Cara kedua dengan menambah pompa air. Pihaknya menurunkan dua pompa air. Air dibuang ke Kedungpeluk dan Banjarpanji. Namun diakuinya upaya itu belum membuahkan hasil maksimal. Air masih menggenang di sana.
"Untuk penanganan jangka panjang, bakal dicari tempat tampungan air. Sebagai long storage. Tampungan sementara air," katanya.(ufi/Tribunjatim.com)