Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tak Adanya Kasus Virus Corona di Indonesia Dipertanyakan Ilmuwan, Mungkinkah Masuk Tanpa Terdeteksi?

Ilmuwan pertanyakan tak adanya virus Corona di Indonesia, kemungkinan masuk tanpa terdeteksi?

Editor: Pipin Tri Anjani
(tangkapan Layar: thewuhanvirus.com)
Tak Adanya Kasus Virus Corona di Indonesia Dipertanyakan Ilmuwan, Mungkinkah Masuk Tanpa Terdeteksi? 

Ilmuwan pertanyakan tak adanya virus Corona di Indonesia, kemungkinan masuk tanpa terdeteksi?

TRIBUNJATIM.COM - Indonesia menjadi sorotan lantaran tak adanya laporan masuknya virus Corona hingga saat ini.

Pasalnya, sudah lima negara di Asia yang dilaporkan terdampak virus Corona.

Selain itu, virus Corona yang berpusat di Wuhan, China ini, sudah menyebar ke berbagai negara di dunia.

Tiadanya kasus infeksi Corona baru 2019-nCoV di Indonesia menjadi pertanyaan para ilmuwan di luar negeri.

VIRAL Kisah Dokter di China Kerja 12 Jam Demi Teliti Virus Corona, Tangan Sampai Merah dan Bengkak

Kajian terbaru menemukan, negara-negara yang menerima kunjungan orang dari Wuhan, China, yang menjadi pusat penyebaran virus, telah melaporkan adanya kasus positif Corona.

Virus Corona ini dikhawatirkan telah masuk ke Indonesia tanpa terdeteksi.

Penelitian oleh ilmuwan dari Center for Communicable Disease Dynamics, Harvard T.H. Chan School of Public Health, Boston, Amerika Serikat, De Salazar PM, dan timnya yang dipublikasikan di jurnal ilmiah MedRxiv pada 5 Februari 2020 menyebut, tiadanya kasus infeksi korona di Indonesia kemungkinan karena virusnya tak terdeteksi.

Riset tersebut didasarkan pada perkiraan jumlah rata-rata penumpang pesawat dari Wuhan ke kota-kota lain di seluruh dunia dalam sehari, sebelum akhirnya diberlakukan larangan terbang.

5 Hal Tentang Virus Corona Trending di China Pekan Ini, Ibu Menangis Minta Dibukakan Akses ke Dokter

Dengan pemodelan ini, hampir semua negara lain, seperti Jepang, Hongkong, dan Korea Selatan, menunjukkan korelasi jelas antara banyaknya jumlah orang yang tiba dari Wuhan melalui penerbangan harian dengan besarnya kasus infeksi korona.

Lebih banyak penumpang yang datang berarti lebih banyak kasus.

Anggota PMI memberikan sosialisasi tentang virus Corona kepada warga di Kota Tua Penagi, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (6/2/2020). Sosialisasi dan pembagian masker tersebut untuk memberi pemahaman kepada warga yang berada sekitar satu kilometer dari tempat diobservasinya 238 WNI pascaevakuasi dari Wuhan, Hubei, China yang memasuki hari kelima dalam keadaan sehat dan baik. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
Anggota PMI memberikan sosialisasi tentang virus Corona kepada warga di Kota Tua Penagi, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (6/2/2020). Sosialisasi dan pembagian masker tersebut untuk memberi pemahaman kepada warga yang berada sekitar satu kilometer dari tempat diobservasinya 238 WNI pascaevakuasi dari Wuhan, Hubei, China yang memasuki hari kelima dalam keadaan sehat dan baik. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) ()

Namun hanya Indonesia, Kamboja, dan Thailand yang jauh di bawah perhitungan para ahli.

Dalam kajian ini disebutkan, jumlah kunjungan dari Wuhan ke Indonesia sekitar 80 orang per hari, lebih banyak dari sejumlah negara lain yang telah melaporkan adanya kasus infeksi seperti Inggris, Uni Arab Emirat, Perancis, Kanada, India, Filipina, dan Rusia.

“Negara dengan penerbangan langsung dari Wuhan, namun dengan jumlah laporan kasus di bawah 95 persen dari prediksi interval berpotensi ada virus tak terdeteksi. Kami merekomendasikan penguatan pengawasan dan kapasitas pengendalian wabah dengan cepat di lokasi-lokasi yang ada di bawah 95 persen prediksi internal ini untuk menghindari transmisi domestik,” sebut laporan ini.

VIRAL Pengantin Tak Hadiri Resepsi Nikahan Sendiri Karena Virus Corona, Sapa Tamu Via Live Streaming

Anggota PMI memberikan sosialisasi tentang virus Corona kepada warga di Kota Tua Penagi, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (6/2/2020). Sosialisasi dan pembagian masker tersebut untuk memberi pemahaman kepada warga yang berada sekitar satu kilometer dari tempat diobservasinya 238 WNI pascaevakuasi dari Wuhan, Hubei, China yang memasuki hari kelima dalam keadaan sehat dan baik. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
Anggota PMI memberikan sosialisasi tentang virus Corona kepada warga di Kota Tua Penagi, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (6/2/2020). Sosialisasi dan pembagian masker tersebut untuk memberi pemahaman kepada warga yang berada sekitar satu kilometer dari tempat diobservasinya 238 WNI pascaevakuasi dari Wuhan, Hubei, China yang memasuki hari kelima dalam keadaan sehat dan baik. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) ()

Seperti diwartakan Malay Mail dan sejumlah media lain pada Rabu (5/2/2020), seorang remaja 17 tahun asal Kanada yang datang dari Indonesia dirawat di Malaysia setelah diduga terinfeksi virus Corona.

Seorang warga negara Indonesia yang tinggal di Singapura juga dinyatakan positif terinfeksi Corona. Namun, Pemerintah Indonesia menyatakan belum ada kasus positif korona di Indonesia.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Kementerian Riset dan Teknologi Amin Soebandrio, di Jakarta, Jumat (7/2/2020) mengatakan, banyak koleganya di luar negeri memertanyakan tidak adanya konfirmasi kasus positif Corona di Indonesia.

Alasan Indonesia Belum Terdampak Virus Corona Diungkap Ahli Biologi, WHO Peringatkan untuk Waspada

“Itu wajar jadi pertanyaan, karena hanya kita yang belum melaporkan ada kasus. Bahkan, ada yang khawatir Indonesia bisa jadi sumber penularan,” ungkapnya.

Menurut Amin, Indonesia merekomendasikan penguatan pengawasan dan kapasitas pengendalian wabah dengan cepat di lokasi-lokasi yang ada di bawah 95 persen prediksi internal ini untuk menghindari transmisi domestik.

Secara saintifik, menurut Amin, tidak adanya kasus positif Corona di Indoensia susah dijelaskan, karena tingginya lalu lintas orang dari Wuhan dan kota-kota lain di China, sebelum akhirnya ada penutupan jalur penerbangan.

“Sekalipun kita berharap virus ini tidak masuk ke Indonesia, tetap harus meningkatkan kesiapsiagaan, terutama memperkuat deteksi dan pemeriksaan,” katanya.

Keterlambatan dalam deteksi, menurut Amin, akan membuat upaya mengontrol wabah menjadi sulit. Apalagi, sejumlah kasus di luar negeri telah menunjukkan virus telah menular secara domestik dan penularan bisa tanpa gejala sakit.

“Sejumlah laboratorium di Indonesia memiliki peralatan dan kapasitas untuk membantu pemeriksaan. Selain Eijkman, ada Universitas Indonesia dan Universitas Airlangga. Hanya saja Kebijakan Kementerian Kesehatan, seluruh pemeriksaan oleh Litbangkes,” ujarnya.

3 Vitamin Terbaik untuk Tingkatkan Daya Tubuh di Tengah Wabah Virus Corona Menurut Ahli Diet, Cek!

Amin menambahkan, untuk membangun kepercayaan publik di Indonesia maupun di luar negeri, pemeriksaan yang telah dilakukan Litbangkes bisa dikonfirmasi di laboratorium lain yang independen.

“Minimal ada dua laboratorium untuk salin mengonfirmasi. Saya sudah menulis surat ke Menristek untuk menyampaikan ke Menkes, kami siap menjadi laboratorium pembanding, seperti dalam kasus flu burung dulu,” kata dia.

Data resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), dan sejumlah lembaga kesehatan lain yang dikompilasi Johns Hopkins University, jumlah kasus infeksi virus Corona hingga Jumat mencapai 31.522 di 28 negara dengan korban meninggal dunia 638 orang.

Jumlah kasus di China daratan sebanyak 31.209 orang, dan 22.112 kasus terdapat di Provinsi Hubei, yang meliputi Kota Wuhan.

Artikel ini telah tayang di KOMPAS dengan judul Virus Korona Dikhawatirkan Masuk Indonesia Tanpa Terdeteksi 

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved