Siswa Tenggelam di Kali Pucang Sidoarjo
Divaldi, Bocah Korban Tenggelam di Kali Pucang Sidoarjo Selalu Uluk Salam
kesedihan mendalam bagi keluarga. Terutama ayah dan ibu remaja 13 tahun yang duduk di kelas 7 SMPN 5 Sidoarjo tersebut.
Penulis: M Taufik | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Kematian Divaldi benar-benar menyisakan kesedihan mendalam bagi keluarga. Terutama ayah dan ibu remaja 13 tahun yang duduk di kelas 7 SMPN 5 Sidoarjo tersebut.
"Sama sekali tidak ada tanda-tanda kalau akan terjadi hal seperti ini. Firasat atau apa juga tidak," ujar Erni, ibu Divaldi di rumah duka, Kamis (13/2/2020).
Diceritakan, Rabu pagi anak pertama dari tiga bersaudara itu berangkat sekolah seperti biasa.
"Setiap keluar masuk rumah, Valdi selalu uluk salam. Assalamualaikum. Semua keluarga hafal dengan kebiasaannya itu," kisah perempuan berjilbab ini.
Disebutnya, Divaldi saat masih SD memang senang main ke sana kemari. Tapi begitu masuk SMP, anak pertamanya itu berubah total.
Dia menjadi anak penurut dan baik. Keluar rumah, paling main ke temannya atau mencari tempat Wifi-an.
• Korban Ketiga Siswa SMP Tenggelam di Kali Pucang Ditemukan, Jenazah Langsung Dibawa ke RSUD Sidoarjo
• Gantikan Evan Dimas, Osvaldo Haay Jalani Debut Bersama Persija Jakarta Saat Lawan Sabah FA
Di rumah, Valdi dikenal suka menggoda adiknya. Utamanya adik perempuannya.
"Kalau tidak sampai nangis, tidak berhenti dinodain," kenang Erni kepada Tribunjatim.com.
Keluarga sama sekali tidak menyangka, Rabu pagi, saat Valdi berpamitan ke kedua orangtuanya, ternyata pamitan terakhir. Bocah itu tenggelam di Kali Pucang dan ditemukan sudah tidak bernyawa.
"Biasanya jarang pamitan ke saya. Rabu pagi kemarin, dia pamitan sambil minta uang saku. Saya memberi tapi masih sambil tidur," kata Jumari, ayah Divaldi.
Siang harinya, saat waktu pulang sekolah, hujan deras mengguyur. Pria yang sehari-hari bekerja jualan pentol itupun sempat ke SMP5 membawa payung dan jas hujan untuk menjemput putranya.
Tapi sesampai di sekolahan, ternyata sang anak sudah pulang.
"Ternyata ke rumah temannya, kemudian main hujan-hujanan," ujar Jumari.
Di rumah kos itu, Jumari lantas bersiap jualan. Tapi kabar mengagetkan datang. Dia diberitahu bahwa anak lelakinya tenggelam di Kali Pucang.
"Saya langsung ke sana. Mencebur ke sungai mencari anak saya. Saya niat, tidak akan pulang sebelum anak saya ketemu," ujarnya.