Jenis Manusia Rentan Tewas Karena Virus Corona, Ahli Bahas Usia, Indonesia Masih Buat Khawatir Dunia
Ada profil jenis manusia yang rentan tewas karena virus corona yang mematikan, ahli menjabarkan soal faktor usia, gender hingga ketahanan tubuh.
Penulis: Ignatia | Editor: Adi Sasono
TRIBUNJATIM.COM - Ada profil jenis manusia yang rentan tewas karena virus corona yang mematikan.
Ahli membeberkan profil tersebut seiring bertambahnya jumlah korban yang ada di beberapa negara di luar China.
Jumlah kasus positif infeksi virus corona Covid-19 masih terus meningkat di seluruh dunia.
Dilansir dari Kompas.com, hingga Senin (2/2/2020) pagi, total kasus infeksi yang telah tercatat di seluruh dunia adalah sebanyak 88.227 kasus.
Dari kasus-kasus infeksi yang terjadi, ada 3.006 kematian yang terjadi di seluruh dunia dengan jumlah pasien sembuh sebanyak 41.997.
Ahli menyoroti bagaimana jenis-jenis fisik dan profil tubuh yang rentan meninggal karena virus corona.
• Satelit NASA Rilis Foto Terbaru Wuhan China setelah Virus Corona Merebak, Titik Kuning Kini Lenyap
• Akhirnya Terkuak 2 Penyebab Warga Indonesia Tak Terkena Virus Corona, Kekhawatiran WHO Terpatahkan

Seperti artikel yang dilansir dari Asia One via Tribun Style, pada Minggu (1/3/2020).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menaikkan penilaian risiko global ke tingkat tertinggi pada Jumat lalu.
Krisis kesehatan global ini akhirnya mendekati pandemi, virus corona sendiri dianggap sebagai virus mudah menulai dan tidak separah SARS.
Jenis orang-orang yang rentan terkena virus ini pun dirilis.
Di antara mereka yang mudah terinfeksi virus adalah orang dewasa yang sudah berumur tua.
• Maia Estianty Ekspos Tingkah Irwan yang Jarang Terlihat, Cium Tiba-tiba, ‘Surprise di Pintu Pesawat’
Juga orang dengan kondisi jantung yang sudah lemah atau hipertensi, menghadapi risiko yang lebih tinggi terhadap kematian karena virus corona.
Kesimpulan tersebut diambil dari statistik awal, termasuk dari penelitian yang mencakup lebih dari 72.000 pasien di China.
Dari 44.700 infeksi yang dikonfirmasi melalui tes laboratorium pada pertengahan Februari, lebih dari 80 persen kematian berusia setidaknya 60 tahun, dengan separuhnya berusia 70 tahun lebih, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam CDC Weekly China resmi.
Laporan awal dari luar China juga mengatakan hal yang serupa.