Nasib Pilu Kepala Kampung Seusai Imbau Warga Tak Berkerumun karena Corona, Lihat Endingnya
Nasib pilu dialami oleh seorang kepala kampung karena ingatkan warganya agar tak berkerumun. Apa yang sebenarnya terjadi?
TRIBUNJATIM.COM - Seorang kepala kampung bernasib pilu seusai imbau warganya agar tak berkerumun karena virus Corona.
Kepala kampung atau ketua kampung di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Bachtiar, mendapat sebuah pukulan keras dari warganya saat ia sedang membubarkan kerumunan.
Padahal, Bachtiar hanya melakukan himbauan kepada warganya untuk tidak berkerumun dengan tujuan mencegah penyebaran virus Corona yang kian merebak.
Ia pun juga bermaksud untuk menyosialisasikan bahanya virus Covid-19 kepada warganya.
• Sempat Tak Digubris, Ucapan Gus Dur Terbukti Saat Habibie Jatuh dari Presiden, Tahu dari Bunga
Kapolsek Lengayung Iptu Beni Hari M mengatarkan, saat melakukan sosialisasi pencegahan Covid-19, sang kepala kampung tersebut mendapati beberapa remaja masih nongkrong di warung.
Tidak hanya berkumpul biasa, mereka ternyata juga bermain domino dan merokok.
Bakhtiar yang melihatnya sontak menegur para remaja tersebut agar kembali ke rumah.
Ternyata, seorang berinisial EM (55) tidak suka dengan teguran Bakhtiar yang dilakukannya ke remaja-remaja tersebut.
Setelah itu terjadilah cekcok antara EM dengan Bakhtiar.
"Setelah itu Bakhtiar kembali melanjutkan sosialisasinya. Namun tidak beberapa lama datang EM yang merasa tidak senang kemenakannya dibubarkan saat bermain di warung," jelas Beni.
EM pun lalu memukul Bakhtiar.
Bakhtiar yang mendapat bogem mentah di wajahnya langsung dilarikan ke Puskesmas.
Atas kejadian tersebut, polisi pun menetapkan Em sebagai tersangka.
Ia diancam dikenai hukuman 2 tahun penjara.
"Sudah tersangka, sekarang ditahan di Mapolsek Lengayang," ujar Beni.