Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tangan Kosong, Seorang Ibu Bertarung Melawan Buaya untuk Bebaskan Putranya, Pakai Jurus Colok Jari

Seorang ibu bertarung melawan buaya yang mencaplok anaknya. Maurina Musisinyana, ibu 30 tahun dari Zimbabwe mencolokkan jarinya ke lubang hidung buaya

Editor: Adi Sasono
KOLASE: LIVESCIENCE/YOUTUBE ZBC
Foto kanan: Maurina menggendong Gideon. Foto kiri: buaya Sungai Nil. 

Seorang ibu bertarung melawan buaya yang mencaplok anaknya. Maurina Musisinyana, ibu 30 tahun dari Zimbabwe mencolokkan jarinya ke lubang hidung buaya

TRIBUNJATIM.COM - Seorang ibu dengan dua anak dengan gagah berani melawan seekor buaya untuk melepaskan anaknya dari cengkeraman rahang reptil itu.

Cerita dramatis itu berlangsung di sebuah desa tak jauh dari Taman Nasional Gonareszhou, Zimbabwe.

Mengutip MailOnline, Sabtu (18/3/2020), saat kejadian, Maurina Musisinyana sedang memancing ikan di tepi Sungai Runde.

Sementara, dua anak laki-lakinya bermain tak jauh dari situ.

Buaya Sungai Brantas Diduga Lebih Dari Satu Ekor

Penyelamatan Buaya Berkalung Ban, Panji Petualang Pernah Dipanggil hingga Sayembara Pun Dibikin

Perjuangan Pilu Kakak Bebaskan Tubuh Adik yang Dicaplok Buaya, Leher Pun Digigit, Tak Lapor Orangtua

Tiba-tiba Maurina mendengarkan jeritan dari arah lokasi dua anaknya bermain.

Sontak ia berlari meninggalkan alat pancingnya.

Ia terperanjat melihat Gideon, analya yang berumur 3 tahun diterkam buaya dan diseret menuju badan sungai.

Ia pun bertindak cepat. Sebelum buaya itu mencapai sungai, Maurina langsung mencengkeram kepala si buaya.

Ia mencoba mempraktikkan ajaran para tetua kampung untuk melawan buaya agar melepaskan terkamannya.

Perempuan 30 tahun itu pun mencolokkan jari-jarinya ke lubang hidung buaya sekera-kerasnya dan tidak melepas sampai buaya mengendurkan jepitan rahangnya.

Sementara ia menggunakan tangan satunya untuk melepaskan Gideon.

Benar saja, tak lama kemudian, jepitan rahang buaya itu mengendur dan Maurina bisa membebaskan anaknya.

Keduanya mengalami luka. Luka di wajah Gideon sempat membuat bocah itu mengalami kesulitan bernapas.

Maurina yang tinggal di desa Chihosi itu sempat juga digigit buaya di tangannya, namun tidak terlalu parah.

"Saya diajarkan bahwa buaya kalau dicucuk hidungnya, akan sulit bernapas. Lalu dia akan melepaskan gigitannya," kata Maurina dikutip ZBCNews.

"Sampai sekarang pun saya belum percaya bisa menyelamatkan anak saya ini," kata Maurina sambil menggendong sang anak.

Dr Misheck Chibwe yang menangani Gideon menyebut bocah itu cepat sekali pulih kesehatannya.

Insiden itu hanya satu dari sekian banyak insiden serangan buaya terhadap orang yang sedang memancing atau menyeberangi Sungai Runde yang memang penuh buaya itu.

Menurut laporan National Geographic, Sungai Runde banyak dihuni buaya Nil yang memang dikenal sebagai pemangsa manusia.

Sebenarnya makanan utama buaya Nil adalah ikan. Namun satwa ini hampit tidak pernah melewatkan mangsa seperti zebra, anakan Kuda Nil dan buaya lain yang kebetulan lewat di depannya.

Tercatat, dalam setahun terdapat 200 orang tewas dimakan buaya Nil ini.

Satwa buas ini rata-rata bisa tumbuh hingga 5 meter bahkan lebih, dengan bobot hingga 700 kg.

Buaya ini punya kemampuan makan yang luar biasa porsinya, hingga 50 persen dari beratnya.

Tahun lalu diberitakan, seorang siswi berusia 11 tahun dengan gagah berani melompat ke punggung buaya yang mencaplok temannya.

Remaja itu dengan nekat mencolok kedua mata buaya sehingga akhirnya cengkeramnya melemah dan ia bisa membebaskan rekannya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved