Semarak Ramadan 2020
15 Panduan Ibadah di Bulan Ramadan 1441 H Selama Pandemi Covid-19 Mewabah Menurut Kementerian Agama
Kementerian Agama menerbitkan edaran terkait Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriah di tengah Pandemi Wabah Covid-19.
TRIBUNJATIM.COM - Puasa Ramadan 1441 H berbeda dengan tahun sebelumnya lantaran pandemi Corona atau Covid-19 yang masih mewabah.
Kementerian Agama mengeluarkan beberapa panduan ibadah di bulan Ramadan 2020 selama pandemi Covid-19.
Belum ditentukan secara pasti kapan awal Ramadan 1441 H.
Kementerian Agama juga akan segera menggelar sidang isbat untuk menentukan awal Ramadan 1441H pada 23 April 2020.
Kementerian Agama menerbitkan edaran terkait Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriah di tengah Pandemi Wabah Covid-19.
Edaran yang ditujukan bagi Kepala Kanwil Kemenag Provinsi, Kepala Kemenag Kab/Kota, dan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) seluruh Indonesia tersebut hari ini ditandatangani oleh Menteri Agama Fachrul Razi.
• Skandal Suami Hamili Ibu Mertua, Akhiri Rumah Tangga Hanya Dalam 2 Bulan
• Skenario Sidang Isbat dan Rukyatul Hilal Ramadan 1441 H Saat Pandemi Corona, Digelar 23 April 2020
Alasan tersebut sesuai dengan Syariat Islam sekaligus mencegah, mengurangi penyebaran, dan melindungi pegawai serta masyarakat muslim di Indonesia dari risiko Covid-19," jelas Menteri Agama di Jakarta, pada Senin 6 April 2020.
Dilansir dari kemenag.go.id berikut ini panduan yang tertuang dalam Surat Edaran No 6 tahun 2020:
1. Kaum Muslim diwajibkan menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan dengan baik berdasarkan ketentuan fikih ibadah.
2. Ketika sahur dan berbuka puasa dilakukan oleh individu atau keluarga inti, tidak perlu sahur on the road atau ifthar jama’i (buka puasa bersama).
3. Melaksanakan salat tarawih yang dilakukan secara individual atau berjamaah bersama keluarga inti di rumah
4. Melakukan tilawah atau tadarus Al-Qur’an di rumah masing-masing berdasarkan perintah Rasulullah SAW untuk menyinari rumah dengan tilawah Al-Qur’an
5. Tidak melaksanakan buka puasa bersama baik dilaksanakan di lembaga pemerintahan, lembaga swasta, masjid maupun musala
6. Meniadakan peringatan Nuzulul Qur’an dalam bentuk tablig dengan menghadirkan penceramah dan massa dalam jumlah besar, baik di lembaga pemerintahan, lembaga swasta, masjid maupun musala
7. Tidak melakukan ibadah iktikaf di 10 (sepuluh) malam terakhir bulan Ramadan di masjid/musala