Virus Corona
Pak Guru Avan di Madura Rela Mengajar ke Rumah Tiap Siswa, Tak Tega Lihat Orangtua Utang Demi Ponsel
Pak Guru Avan di Sumenep, Madura, rela mengajar ke rumah tiap siswa, tak tega lihat orangtua utang demi ponsel.
Bahkan, kata Avan, ada wali murid yang ingin mencari pinjaman uang untuk membeli ponsel.
"Karena mendengar kabar bahwa rata-rata, anak-anak harus belajar dari HP cerdas. Saya terkejut mendengar penuturannya. Lalu pelan-pelan saya bicara. Saya melarangnya. Saya memberikan pemahaman bahwa belajar di rumah, tidak harus lewat HP. Siswa bisa belajar dari buku-buku paket yang sudah dipinjami dari sekolah. Saya bilang, bahwa sayalah yang akan berkeliling ke rumah-rumah siswa untuk mengajari," lanjut Avan dalam unggahannya.
Unggahan Avan pun mendapatkan ribuan komentar dan banyak yang mengapresiasi apa yang dilakukannya.
Selain berkewajiban memastikan proses belajar tetap berlangsung meski di tengah pandemi virus corona, Avan dan para guru lainnya harus melaporkan kegiatan belajar dari rumah yang dilakukan bersama siswa-siswanya.
Oleh karena itu, ia harus turun langsung untuk memastikan semua siswanya tetap bisa belajar, meskipun dari rumah.
• Hubungan Terlarang Suami Hamili Ibu Mertua, Setelah 2 Bulan Nikahi Istri Cantik: Diajak Bulan
Sekolah Pelosok
Avan adalah guru kelas IV di SDN Batuputih Laok 3, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Avan menceritakan, ia mengajar di sebuah sekolah yang lokasinya ada di pelosok Sumenep, kabupaten paling timur di Pulau Madura.
"Sekolah saya kan agak pelosok. Kalau kelas VI-nya sendiri 5 orang, sedikit. Kelas V itu 4 (siswa), kelas III, 3 (siswa)."
"Kalau siswanya (dari kelas I-VI) enggak sampai 20, karena bener di pelosok," kata Avan, seperti dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com.
"Kalau gurunya itu yang PNS itu 4. Jadi kepala sekolah 1, guru agama 1, guru olahraga 1, saya guru kelas," lanjut dia.

• Download Lagu MP3 Doa Aishwa (Cover AISYAH) Aishwa Nahla Karnadi, Musik Sholawat Terbaru 2020
Aktivitas belajar dari rumah mulai berjalan pada awal Maret 2020.
Kala itu, Avan menyadari bahwa tak semua orangtua siswa memiliki kemampuan ekonomi yang baik untuk menyediakan fasilitas belajar online dari rumah.
Awalnya, ia berpikir, situasi ini tak akan berlangsung lama.