Semarak Ramadan 2020
Pengalaman WNI yang Berpuasa di Norwegia Bisa Sampai 18 Jam, Icha: Rindu Acara Sahur di TV Indonesia
Cerita Icha, WNI yang berpuasa di Norwegia, durasi puasa bisa sampai 18 jam. Icha mengaku rindu acara sahur di televisi Indonesia.
Penulis: Ficca Ayu Saraswaty | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Cerita berpuasa di negeri orang memang menarik untuk dibagikan.
Termasuk cerita WNI di Norwegia, Savitry Khairunnisa atau Icha (43) satu ini.
Icha berbagi kisah selama menjalani puasa di sana.
Berpuasa di negara yang muslimnya minoritas tentu tidak mudah. Begitu pula yang dialami oleh Icha.
Tak hanya itu, Icha juga berbagi cerita tentang kebersamaan dan persaudaraan sesama muslim dan non-muslim.
Icha bercerita hampir seluruh muslim di Norwegia adalah imigran.
• 5 Resep Variasi Kudapan Tradisional untuk Buka Puasa, Ada Kolak Pisang-Singkong, Murah Meriah & Enak
• 4 Kreasi Menu Olahan Ayam untuk Menu Buka Puasa Ramadhan dan Santap Sahur, Ada Nasi Likku
Berdasarkan data pemerintah jumlah muslim di Norwegia mencapai lebih dari 150 ribu. Terdiri dari mereka: pencari suaka, pelajar, hingga tenaga profesional.
"Sebagai minoritas persaudaraan sesama muslim di sini begitu erat," ujar Icha kepada Tribun Network, Senin (11/5/2020).
Saat tengah berjalan, kata Icha, mereka saling menyapa dengan "Assalamualaikum".
Saat Ramadan tiba saling mengucapkan "Ramadhan mubarak".
Keakraban pun sangat terasa saat berbuka puasa bersama di masjid.
"Bertukar cerita saat buka puasa. Masjid ramai karena jemaah bergantian menyumbangkan berbagai jenis makanan ringan dari kurma, jus, buah-buahan, hingga makanan berat," tutur Icha.
• Kisah Romantis di Tengah Corona, Gadis Kirgizstan Terjebak di Bali dan Cinlok dengan Pria Lampung
• Setia Dampingi Roy Geurts Jalani Puasa, Cita Citata Masak Kolak & Beri Kurma ke Kekasih: Dia Senang
Namun, keakraban itu tak lagi terasa karena saat ini, Norwegia sama halnya dengan Indonesia. Tengah
menerapkan kebijakan penutupan fasilitas publik.
Sehingga masjid pun ditutup.
"Kebiasaan itu sejak Ramadhan ini ditiadakan karena masjid-masjid di Norwegia masih ditutup sejak 12 Maret," ucap penulis buku Kelana Rasa tersebut.