Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Terjawab Penyebab Kasus Covid-19 di Jatim Tinggi, Ini Penjelasan Epidemiolog, PSBB Tak Dilonggarkan

Terungkap penyebab utama kasus Covid-19 di Jawa Timur begitu tinggi, ternyata ada hubungannya dengan aktivitas mudik, lihat langkah baru pemerintah.

Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
Sonora via Intisari
Ilustrasi saat Bu Risma menjelaskan soal kasus corona di Surabaya dan Jawa Timur 

TRIBUNJATIM.COM - Kasus Covid-19 di Jawa Timur menduduki peringkat kedua setelah DKI Jakarta, yang diyakini sebagai episentrum penyebaran Corona di Tanah Air.

Drastisnya angka kasus Covid-19 di Jawa Timur membuat berbagai pertanyaan di publik.

Apa penyebabnya hingga angka penularan di Jawa Timur begitu tinggi?

Terjawab pada akhirnya penyebab utama kasus Covid-19 di Jawa Timur begitu drastis peningkatannya.

Terlanjur Girang Rumahnya Ditawar Rp 40 M oleh Baim Wong, Muzdalifah Telan Kekecewaan: Candaan Aja

Baru Terkuak Obrolan 4 Mata Syahrini & Luna Maya soal Reino, Aisyahrani Dilabrak? Fakta Lain Bocor

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. (SURYA/FATIMATUZ ZAHROH)

Kasus penularan infeksi virus corona di Indonesia masih terjadi cukup tinggi.

Berdasarkan data yang masuk hingga Minggu (31/5/2020) pukul 12.00 WIB, diketahui ada 700 kasus baru Covid-19 di Indonesia.

Dengan demikian, total kasus yang dikonfirmasi positif sejak 2 Maret 2020 hingga 31 Mei 2020 sebanyak 26.473 kasus.

Dari jumlah kasus infeksi harian, dalam beberapa hari belakangan ini, terjadi tren peningkatan kasus positif Covid-19 di Provinsi Jawa Timur dan wilayah luar Pulau Jawa.

Berdasarkan data yang dikutip TribunJatim.com dari KawalCOVID19 via Kompas.com, pada tanggal 31 Mei 2020, Jawa Timur (Jatim) mencatat penambahan kasus baru sebanyak 244 kasus, menjadikannya provinsi dengan penambahan kasus harian terbanyak.

Data peningkatan kasus virus corona di Surabaya dan Jatim
Data peningkatan kasus virus corona di Surabaya dan Jatim (lawancovid-19jatim.go.id)

Sementara itu, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Selatan (Sulsel) berada di peringkat ke-3 dan ke-5.

NTB mencatat penambahan 42 kasus, sedangkan Sulsel mencatat penambahan 31 kasus.

Dari data yang sama, Provinsi Jawa Timur juga terlihat mengalami beberapa lonjakan kasus positif cukup banyak dalam sepekan terakhir.

Pada tanggal 25 Mei 2020, tercatat ada penambahan 223 kasus baru di Jatim.

Risma tanggapi kasus corona di Jatim
Risma tanggapi kasus corona di Jatim (Kompas.com)

Kekejaman Kim Jong Un Terkuak Lagi, Suami-Istri Ditembak Mati saat Coba Kabur karena Corona, Berat

Berselang dua hari, yakni pada tanggal 27 Mei 2020, tercatat ada penambahan 199 kasus di Jatim.

Pada tanggal 28 Mei 2020, penambahan kasus di Jatim sedikit berkurang, tetapi angkanya masih cukup tinggi, yakni 171 kasus, kemudian angka tersebut kembali naik pada tanggal (30/5/2020) menjadi 199 kasus.

Faktor peningkatan kasus di Jatim Menurut Pandu Riono, Epidemiolog dari FKM UI, terjadinya tren peningkatan jumlah kasus di luar DKI Jakarta yang bergeser ke Jatim dan wilayah luar Pulau Jawa bisa terjadi karena dua faktor.

"Dua faktor yang berpengaruh karena banyak orang yang mudik atau mudik balik, dan peningkatan kapasitas tes pada penduduk yang berisiko," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Minggu (31/5/2020).

Ilustrasi persebaran virus corona di Surabaya dan Jatim 27 Mei 2020
Ilustrasi persebaran virus corona di Surabaya dan Jatim 27 Mei 2020 (lawancovid-19.surabaya.go.id)

Sementara itu, menurut Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo, peningkatan kasus di Jawa Timur disebabkan oleh aktifnya empat klaster yang menjadi sumber penularan Covid-19 di sana.

"Jawa Timur ini termasuk daerah yang potensi dari klaster tertentu sangat tinggi. Antara lain dari Gowa, kemudian jemaah tabligh, termasuk juga yang berasal dari dalam, yaitu Pesantren Temboro dan pabrik Sampoerna," ujar Doni, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (27/5/2020).

Lakukan pelacakan

Menindaklanjuti temuan itu, Gugus Tugas beserta Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur terus melacak orang-orang yang terlibat kontak dengan empat klaster tersebut.

Pemerintah pusat juga memberikan dukungan agar kurva penularan Covid-19 di Jawa Timur bisa melandai.

Dukungan dari pemerintah pusat berupa dua mobile unit polymerase chain reaction (PCR) laboratorium yang masing-masing berkapasitas empat mesin.

Waspada Potensi Terpapar Virus Corona saat Ramai-ramai Belanja di Mal, Ahli Ungkap Risikonya

Kedua mobile unit PCR laboratorium itu bisa mengetes 800 spesimen dalam sehari yang berarti peningkatan dalam hal kapasitas tes yang bisa dilakukan.

Menurut Pandu, peningkatan kasus yang disebabkan adanya peningkatan kapasitas tes merupakan sesuatu yang bermakna positif.

Dengan adanya peningkatan kapasitas tes ini, maka deteksi dan pelacakan pasien positif bisa lebih mudah dilakukan.

"Sehingga, kalau ada kabupaten atau kota yang nol kasus atau sedikit, mungkin disebabkan tes yang sedikit juga. Jangan senang dulu," kata Pandu mengingatkan.'

Corona di Jawa Timur meningkat
Corona di Jawa Timur meningkat (Kompas.com)

PSBB Tak Akan Dilonggarkan

Lebih lanjut, Pandu juga menyebut bahwa saat ini belum waktu yang tepat bagi Jatim untuk melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Terlebih lagi, melihat paparan data-data penyebaran beberapa hari terakhir.

"Jatim belum memenuhi syarat utama dari epidemiologi (untuk melakukan pelonggaran batasan), bahwa penularan belum terkendali," kata Pandu.

Untuk mencapai status terkendali, syarat utama yang harus dipenuhi adalah tren penurunan jumlah kasus yang konsisten selama dua minggu pengamatan.

Artikel di atas telah tayang di Kompas.com dalam judul Mengapa Kasus Covid-19 di Jawa Timur Melonjak? Ini Penjelasan Epidemiolog...

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved