Berita Terpopuler
BERITA TERPOPULER JATIM: Curhatan Ojol soal PSBB hingga Keluarga Bawa Paksa Jenazah Pasien Covid-19
Berikut berita terpopuler Jatim hari ini, Selasa (9/6/2020), ada viral sekumpulan orang membawa pasien yang sudah meninggal dari rumah sakit.
TRIBUNJATIM.COM - Beragam berita menarik yang terjadi di wilayah Jatim terangkum dalam berita terpopuler Jatim hari ini, Selasa (9/6/2020).
Pada berita terpopuler Jatim hari ini dibuka dengan Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jatim meminta agar tidak ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga tahap keempat.
Mereka berharap tidak adanya perpanjangan masa PSBB Surabaya Raya.
Selanjutnya ada video sekumpulan orang membawa pasien yang sudah meninggal dari rumah sakit viral di media sosial.
Pasien yang didorong itu dikabarkan merupakan pasien yang meninggal karena virus Corona atau Covid-19.
• BERITA SELEB TERPOPULER: Azriel Kuak Sikap Raul Lemos hingga Kabar Usaha Laundry Pinkan Mambo
• VIRAL TERPOPULER: Tragedi Pernikahan 6 Hari hingga Istri Syok Tahu Pekerjaan Suami 2 Bulan Dapat 4 M
Ingin tahu berita selengkapnya, berikut berita terpopuler Jatim hari ini, Selasa (9/6/2020) yang dirangkum TribunJatim.com untuk Anda:
1. Curhat Driver Ojol Minta PSBB Surabaya Raya Tak Sampai Jilid 4, Ungkap 1 Keinginan ini ke Pemerintah

Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jatim meminta agar tidak ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga tahap keempat.
Mereka berharap tidak adanya perpanjangan masa PSBB Surabaya Raya.
Sebagaimana diketahui, masa PSBB Surabaya Raya tahap tiga sudah memasuki hari terakhir, Senin (8/6/2020).
Sementara keputusan apakah diperpanjang atau tidak, direncanakan bakal segera diumumkan oleh Pemprov Jatim hari ini.
Humas Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jatim, Daniel Lukas Rorong berharap agar tidak ada perpanjangan masa PSBB Surabaya Raya.
"Ini harapan dan aspirasi dari rekan-rekan ojol yang bernaung di bawah PDOI Jawa Timur maupun yang tidak," kata Daniel, dikutip dari rilis yang diterima, Senin (8/6/2020).
Penolakan perpanjangan masa PSBB Surabaya Raya itu lantaran mereka para ojol ingin beraktivitas kembali seperti membawa penumpang.
Sebab, selama masa PSBB Surabaya Raya pendapatan mereka disebutnya anjlok bahkan hingga 70 persen.