Terkuak Pemicu Geger Anggota DPRD Ngamuk di Pendopo Tulungagung, Hutang Pemenangan Pilkada Rp 6,1 M
Akhirnya terkuak pemicu geger Anggota DPRD Suharminto mengamuk di Pendopo Tulungagung. Saling serang dan buka-bukaan aib lama terjadi.
Penulis: David Yohanes | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Akhirnya terkuak pemicu geger dan Anggota DPRD Suharminto mengamuk di Pendopo Tulungagung.
Ternyata pemicu geger dan Anggota DPRD Suharminto mengamuk di Pendopo Tulungagung karena persoalan dana pemenangan Pilkada Tulungagung sebesar Rp 6,1 miliar.
Ini setelah Suharminto (sebelumnya diinisial SHM), anggota DPRD Tulungagung yang dikabarkan mengamuk di Pendopo Kabupaten Tulungagung, akhirnya buka suara dan bicara blak-blakan.
Suharminto mengaku selama ini menghindari media, supaya masalahnya tidak menjadi besar.
Kepada TribunJatim.com Network, ia berkisah, sebenarnya kedatangannya ke pendopo terkait masalah uang.
Saat pencalonan pasangan Syahri Mulyo dan Maryoto Birowo di Pilkada Tulungagung 2018, Suharminto diminta mencari dana pemenangan Rp 6,1 miliar untuk memenangkan pasangan Syahto.
"Saat itu Pak Syahri kan sudah jadi tersangka KPK. Saya dimintai tolong sama Mbah To (sebutan untuk Maryoto) untuk mencari dana pemenangan," ungkapnya.
Saat itu Seharminto mengaku enggan melakukan permintaan itu, karena meragukan komitmen Maryoto.
Karena berulang kali mantan Kepala Desa Mojoagung, Kecamatan Ngantru dibujuk oleh sejumlah orang internal partainya, akhirnya permintaan itu disetujui.
Namun saat itu uang yang dimiliki Suharminto tidak sampai Rp 6,1 miliar.
"Akhirnya saya utang ke koperasi dan bank sebesar Rp 1,475 miliar. Mbah To saat itu bilang, kalau jadi bupati kan menutup utangnya mudah," sambung Suharminto.
Pada perkembangannya pasangan dengan akronim Sahto ini akhirnya menang di Pilkada Tulungagung, tahun 2018.
Syahri Mulyo kemudian dihukum KPK, sehingga Maryoto Birowo sebagai definitif menjadi Bupati Tulungagung.
Namun Suharminto merasa tidak pernah mendapatkan balasan, seperti komitmen awal.
Setiap bulan Suharminto harus membayar bunga pinjaman itu sebesar Rp 21,85 juta,
Kondisi ini sudah berjalan selama dua tahun, sejak akhir masa kampanye hingga saat ini.
Insiden di pendopo bermula dari keingin Suharminto bertemu dengan Maryoto.
"Saya sudah empat berusaha bertemua dengan Mbah To. Dua kali di antaranya saya datangi rumahnya," ungkap Suharminto.
Suharminto hanya ingin minta kejelasan komitmen Maryoto, terkait utang biaya pemenangan itu.
Apalagi selama ini dirinya tidak merasa ada bantuan untuk mengangsur pinjaman, dan membayar bunganya.
Amarah Suharminto meledak, saat tidak bertemu Maryoto di Pendopo Tulungagung, pada 29 Mei 2020 malam.
Namun ia membantah telah melakukan perusakan di Pendopo Tulungagung.
Toples yang pecah sebenarnya karena disenggol oleh Yoyok, teman yang ikut serta bersamanya dan dalam kondisi mabuk.
Saat tahu Yoyok memecahkan toples, Suharminto mengaku langsung "down" dan buru-buru mengajak pulang Yoyok.
"Ibarat kata saat itu tensi saya sudah mencapai puncak, saat tahu Yoyok memecahkan toples saya langsung lemas. Saya sadar sudah melakukan kesalahan," katanya.
Namun diakuinya, Yoyok sengaja melemparkan botol bir kosong ke arah Pendopo Tulungagung.
Kini Suharminto pasrah menjalani proses hukum di Polres Tulungagung.
Meski pihaknya tetap berharap, ada proses perdamaian dengan Maryoto Birowo.
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo mengatakan, cerita soal uang yang disinggung Suharminto sangat panjang.
Urusan tersebut masuk ranah pribadi.
"Kalau "fresh money" saya juga tidak pernah terima. Saat dia kesulitan, saya pun sudah pernah membantunya," ujar Maryoto.
Lebih lanjut, Maryoto Birowo mengaku tidak pernah berutang sedemikian besar.
Karena itu Maryoto memilih untuk diam.
Namun mantan Sekretaris Daerah Tulungagung ini mengaku selalu siap diajak bicara.
"Saya bingung, saya tidak pernah utang segunung nilainya. Sehingga saya diam saja," sambung Maryoto.
Maryoto mengaku heran, jika ada yang kesulitan menemuinya
Sebab dirinya selalu ada di pendopo dan bisa diajak biacar.
Namun diakui Maryoto, Suharminto tidak mau ke pendopo dengan alasan banyak orang.
"Dia tidak mau ke sini (pendopo) karena ada orang, kan susah saya. Di sini (selalu) banyak orang," ucap Maryoto.
Maryoto mengaku belum ada komunikasi dengan Suharminto, pascakejadian di Pendopo Tulungagung.
Orang nomor satu di Kabupaten Tulungagung ini juga memikirkan perdamaian dengan Suharminto.
Keributan terjadi di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bangsa, pada 29 Mei 2020 malam.
Suharminto yang datang bersama Yoyok marah, karena tidak bisa menemui bupati.
Yoyok kemudian memecahkan toples di ruang tamu Pendopo Tulungagung.
Ia juga melemparkan botol bir kosong ke tengah pendopo.
Kasus ini dilaporkan, dan Yoyok sudah menjadi tersangka dengan sangkaan perusakan.
Sedangkan Suharminto juga dilaporkan secara terpisah, dengan tudingan melakukan ancaman pembunuhan.