Ibu Ngamuk Putrinya Dinyinyiri Belum Nikah, Pukul hingga Banting Tetangga ke Lantai, Lihat Endingnya
Seorang ibu mengamuk karena anaknya dinyinyiri belum menikah. Aksi ibu itu cukup 'ganas' ke tetangganya.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM - Seorang ibu mengamuk karena anaknya dinyinyiri belum menikah.
Aksi ibu itu cukup 'ganas' ke tetangganya.
Bagaimana ending kasusnya?
Simak selengkapnya.
• Sukses Tangani Covid-19, 5 Gubernur Dipuji Jokowi, 1 dari Pulau Jawa, Tak Ada Nama Khofifah?
• Dewi Perssik Muak Difitnah Mertua, Dituding Siksa Angga Wijaya Kerja Jadi Manajer: Tersinggung
Hingga kini, pernikahan memang menjadi topik yang cukup sensitif untuk dibicarakan.
Terlebih lagi bila orang yang dibicarakan lama menyendiri dan belum juga menemukan pasangan hidup yang pas.
Pembicaraan soal pernikahan pun jadi momok tersendiri bagi masing-masing individu.
Meskipun urusan jodoh nyatanya adalah rahasia Tuhan, tetap saja tidak ada yang bisa menghindari percakapan soal ini.

• VIRAL Jasad Istri Wafat 3 Hari Bisa Bernapas Lagi, Saat Disentuh Suami, Dokter Kuak Fakta: Heran
Pertanyaan soal kapan menikah pun menjadi hal yang paling dibenci bagi orang-orang yang tidak memprioritaskan pernikahan dalam hidup mereka.
Apabali bila usia telah memasuki usia matang menikah.
Sindiran pedas tetangga pun lambat laun bakal mulai terdengar sampai ke telinga orang tua.
Tak ayal, hal sepele seperti ini bisa saja menimbulkan pedebatan hingga pertikaian fisik.
• VIRAL Pacaran 5 Tahun Lalu Nikah 1,8 Tahun Dihancurkan Pelakor, Istri Bongkar Bukti: di Mana Hatimu?
Seperti kejadian yang belum lama ini terjadi antara seorang ibu dengan tetangganya di Changsha, China.
Melansir dari Kompas.com via Intisari ( grup TribunJatim.com ), seorang ibu yang kesal karena anak perempuannya terus diejek belum menikah.
Ia pun memukuli dan membanting tetangganya di tempat umum.
Peristiwa ini terjadi di Changsha, China, pada 24 April 2020 lalu.

Seorang ibu yang tidak disebut namanya menyerang tetangganya akibat mengejek putrinya belum menikah di usia 30-an tahun.
Ibu dan anak perempuan itu hanya diketahui dengan nama keluarga Dai.
Bersama tetangganya, Nyonya dan Nona Dai bersama tetangganya sudah diamankan polisi dan menjalani proses penyelidikan.
• Sudah Lamar Aurel Hermansyah, Atta Halilintar Minta Restu Yuni Shara? Potretnya Jadi Sorotan
Konflik ini berawal dari Tuan Dai yang berdebat sengit dengan tetangganya, diketahui dengan nama keluarga Yang, setelah memainkan mahjong.
Dilansir dari Daily Mail Kamis (30/4/2020), ketegangan memuncak setelah Nyonya dan Nona Dai ikut berdebat dan akhirnya berujung pertikaian dengan keluarga Yang.
"Aku berkata, kamu berusia lebih dari 30 tahun dan belum menikah karena kamu sangat agresif dan jahat.
Hanya itu yang aku katakan," tutur Nyonya Yang kepada wartawan.
• VIRAL Bule Sepedaan Lawan Arus Jalan Jakarta, Video Aksinya Ramai Dislike, Fakta Sebenarnya Muncul
Rekaman CCTV menunjukkan Nyonya Dai memukul kepala Nyonya Yang sebelum ia membanting tetangganya itu ke lantai.
Polisi setempat langsung dipanggil ke tempat kejadian dan menahan Nyonya dan Nona Dai serta Nyonya Yang.
Nyonya Dai mengatakan dia tidak memukul tetangganya.
"Saya coba membangunkannya tetapi tidak bisa, jadi saya melepasnya," katanya kepada stasiun TV lokal.
• VIRAL Potret Garis Tanda Henti R2 Mirip Sirkuit Balapan MotoGP di Mojokerto, ini Cerita di Baliknya
Nyonya dan Nona Dai didesak mengakui serangan mereka, setelah polisi menunjukkan rekaman CCTV.
Namun kedua pihak gagal mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan konflik, dan polisi masih menangani kasus ini.
Berita ini muncul seiring banyaknya perempuan China berusia akhir 20-an dan 30-an yang menderita diskriminasi dan penilaian negatif karena belum menikah.
• VIRAL Pasien Covid-19 Kabur dari RSSA Malang, Dirut Kuak Kronologi, Bermula saat Tak Diawasi Perawat
Daily Mail memberitakan, istilah "wanita sisa" atau juga dikenal sebagai "sheng nv", muncul di China setelah pemerintah Komunis memerintahkan All-China Women's Federation menggunakan istilah yang merendahkan di beberapa artikel, menyinggung tentang peningkatan jumlah wanita lajang berpendidikan dan profesional di usia 27-30 tahun.
Mereka dianggap "tidak diinginkan".
“Gadis-gadis cantik tidak butuh banyak pendidikan untuk menikah dengan keluarga kaya dan berkuasa."
"Tetapi para gadis dengan penampilan rata-rata atau jelek akan sulit," tulis satu artikel berjudul "Perempuan Tersisa Tidak Pantas Mendapat Simpati Kami" pada 2013. (Aditya Jaya Iswara)
• Obrolan Janggal Editor Metro TV dan Pacar sebelum Tewas, Impian Menikah Kini Kandas, Suci: Ngawur
Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul Anak Gadisnya Jadi Korban Nyinyir Gegara Belum Juga Naik Pelaminan, Seorang Ibu Sampai Tawuran dengan Tetangga Sendiri.