Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Beberapa Bulan Menganggur, Wanita Penyandang Disabilitas Sidoarjo Bahagia Dapat Orderan Buat APD

Setelah beberapa bulan menganggur karena tak ada kerjaan, perempuan penyandang disabilitas yang sehari-hari menjadi penjahit kembali dapat order.

Penulis: M Taufik | Editor: Dwi Prastika
ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM
Para wanita penyandang disabilitas yang tergabung dalam Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Cabang Sidoarjo mendapat bantuan pembuatan alkes berupa, alat pelindung diri (APD), face shield dan masker dari para alumni Akpol 2016, Minggu (19/7/2020). Ada 10.000 APD yang dipesan. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, M Taufik

TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Siti Aisyah terlihat sumringah.

Setelah beberapa bulan menganggur karena tak ada kerjaan, perempuan penyandang disabilitas yang sehari-hari bekerja sebagai penjahit itu kembali dapat order.

Kali ini, perempuan 40 tahun asal Jabon Sidoarjo tersebut menerima order pembuatan alat pelindung diri (APD) dari para alumni Akpol 2016 yang berdinas di Polda Jatim.

"Syukur alhamdulilah ada bantuan pekerjaan membuat alkes ini. Orderan ini tentu sangat membantu kami untuk keperluan sehari-hari di keluarga kami," kata Aisyah, Minggu (19/7/2020).

Selama pandemi virus Corona atau Covid-19, Aisyah dan suaminya menganggur.

Dengan keterbatasannya, dia tak bisa bermanuver untuk beraktivitas lain. Hanya menjahit satu-satunya modal untuk mendapatkan penghasilan.

Aisyah tidak sendirian.

Hal serupa dirasakan puluhan wanita penyandang disabilitas Sidoarjo yang rata-rata bekerja sebagai penjahit pakaian, mulai dari pakaian seragam sekolah hingga seragam kantor, dan pakaian rumahan.

Selama pandemi, mereka kehilangan order dan tak bisa berbuat apa-apa karena keterbatasannya.

Forum PAC PKB Sidoarjo Desak DPP Usung Kader Internal untuk Pilkada Sidoarjo 2020, 4 Nama Potensial

"Makanya kami begitu senang dapat order ini," sambung dia.

Hal serupa disampaikan Rumani (50) warga Kecamatan Balongbendo Sidoarjo.

Karena keterbatasan fisiknya, dia bekerja di rumah sebagai penjahit baju.

Biasanya menerima jahitan seragam sekolah. Dan selama pandemi dia tidak mendapatkan penghasilan sepersen pun.

"Karena selama pandemi tidak ada yang menjahitkan baju, baik itu baju seragam sekolah atau seragam kantor," kata Rumani.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved