Virus Corona di Surabaya
Intip Konsep Resepsi Pernikanan New Normal Premier Place Juanda, Perbedaan Mendasar: Jumlah Tamu
Intip resepsi pernikahan new normal di Hotel Premier Place Juanda. terapkan protokol kesehatan cegah Covid-19, banyak konsep berubah.
Penulis: Mayang Essa | Editor: Hefty Suud
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Mayang Essa
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Di masa new normal, hotel tampaknya menjadi menjadi salah satu lokasi penyelenggara acara pernikahan yang banyak dirilik masyarakat.
Jika beberapa hotel masih bersiap untuk menghelat acara pernikaan dengan konsep new normal, Hotel Premier Place Juanda telah beberapa menggelar acara tersebut dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Sebab, di tengah momen bahagia itu, perlu antisipasi ekstra supaya semua aman dari virus Corona ( Covid-19 ).
• Pembunuh Editor Metro TV Orang Dekat? Kriminolog Nilai Kejanggalan Kasus, Bahas Dendam & Sakit Hati
• Download Drama Korea Was It Love? Sub Indo Episode 1-5 (On Going), Nonton Streaming di SIni!
Dhe Nia Firdaus, Head of Sales Marketing Hotel Premier Place Juanda memaparkan, banyak perubahan dalam acara resepsi pernikahan new normal.
Mulai dari konsep pernikahan yang lebih intimate, prosesi acara, hingga prosedur tamu yang datang ke acara.
“Hotel Premier Place menerapkan SOP sejak tamu memasuki lokasi acara pernikahan dengan melewati pengecekan suhu tubuh, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer sampai penggunaan masker sebagai hal yang mutlak,” ungkap Dhe Nia Firdaus, Kamis (23/7/2020).
• BERITA TEPOPULER JATIM: Pasutri di Malang Sembuh dari Covid-19 hingga Kasus Jual Beli Motor Bodong
• Kunjungan Kerja ke BNN Kota Kediri, Komisi III DPR RI Apresiasi Podcast Bersinar Sosialisasi P4GN
Dhe Nia menyebut, masyarakat mulai kooperatif dengan konsep pernikahan new normal.
Ia mengatakan, bahkan ada keluarga yang menyiapkan masker, face shield dan hand gloves untuk para tamu saat memasuki ballroom.
“Premier Place sangat adaptif dengan berbagai prosedur protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, pun pengantin, keluarga serta para tamu sejauh ini sangat kooperatif,” tambahnya.
Dalam hal ini, perbedaan yang paling mendasar disamping mengharuskan tamu memakai APD, yakni jumlah tamu yang dibatasi hanya 50 persen dari total kapasitas ruangan bahkan saat di dalam area.
Selain itu juga terdapat tradisi berjabat tangan dengan kedua mempelai dilakukan dengan salam ‘Namaste’ tanpa bersentuhan langsung.
“Walaupun berjabat tangan merupakan sebuah tradisi, tapi tidak mengubah makna dari salam namaste yang mulai diterapkan di era new normal ini.
Ditambah lagi penerapan protokol kesehatan ketat dengan penggunaan gloves saat menyantap hidangan.
Penulis: Mayang Essa
Editor: Heftys Suud