Kata Psikolog soal Jiwa Pelaku Fetish Kain Jarik, 'Rasa Tak Berdaya', Korban Harusnya Tak Disakiti
Psikolog ungkap analisis soal jiwa pelaku Fetish Kain Jarik yang ramai di media sosial, ternyata ikut dipengaruhi masa lalu dan kelainannya.
Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
Terkait sosok G, Citra tidak mengatakan secara gamblang mengenai penyakitnya.
Sebab, dirinya hanya bisa menduga dari berbagai informasi yang beredar di jagat maya.
Namun yang pasti, analisis Citra mengatakan, G tidak hanya memiliki fetish terhadap kain saja.
• Apa Itu Fetish? Sebenarnya Bukan Kelainan Seksual, Namun Bisa Berbahaya Jika Pelakunya Memaksa
"Saya lihat tidak hanya kain, tapi kain yang mesti dibungkus di korbannya."
"Korbannya juga ngga cuma dibungkus, tapi dilakban juga."
"Seperti korban nggak bisa ngapa-ngapain, korban dibuat nggak berdaya," ujar Citra.

Pendapat lain juga diutarakan oleh seorang psikolog yang membahas soal definisi Fetish seksual.
Kasus kejahatan Reynhard Sinaga juga dikaitkan dalam analisisnya ini.
Dikutip dari Grid.ID ( Grup TribunJatim.com ), penjelasan mengenai Fetish ini sempat diungkap seorang psikolog ternama Zoya Amirin.
Melalui kanal YouTube miliknya, Zoya Amirin menjelaskan apa arti Fetish sebenarnya.
Zoya menjelaskan jika pengertian Fetish dianalisa dalam buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental).

Lebih lanjut menurut Zoya menerangkan jika Fetish adalah perilaku penyimpangan seksual.
Zoya juga menyangkutkan perilaku Fetish ini pada kasus Reynhard Sinaga.
"Fetish adalah seorang individu yang terangsang dengan bagian tubuh non seksual atau benda-benda non seksual," jelas Zoya.
Kemudian Zoya memberikan contoh hal yang menandai orang tersebut menderita Fetish.
