Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Heboh Obat Covid-19 Indonesia, Media Asing Sampai Sorot Soal Penelitian Palsu, Lihat Isi Beritanya

Belakangan ini heboh isu adanya obat-obat Covid-19 yang muncul di Indonesia, ternyata hal tersebut ikut menyita perhatian media asing Amerika.

Penulis: Ignatia | Editor: Januar
Tribun Jogja
Ilustrasi corona di Indonesia yang sampai saat ini masih sangat diperhatikan media asing 

Immunomodulator merupakan senyawa peningkat daya tahan tubuh untuk pasien yang tertular Covid-19. Setidaknya ada dua produk herbal yang dikembangkan sebagai immunomodulator.

Salah satunya merupakan hasil ekstraksi dari Cordyceps militaris.

Bahan baku ini merupakan jenis jamur di Indonesia yang dipercaya dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mengatasi gangguan pernapasan.

Adapun jenis obat lainnya menggunakan bahan dasar kombinasi herbal seperti daun sembung, daun meniran, jahe merah, dan sambiloto.

"Dari berbagai studi dan literatur menunjukkan bahan-bahan tersebut dapat meningkatkan daya tahan tubuh seseorang. Dengan begitu, produk ini diharapkan juga bisa meningkatkan daya tahan tubuh pasien Covid-19 sehingga proses penyembuhan bisa lebih cepat," tutur Peneliti dari Pusat Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Masteria Yonuvilsa Putra.

Penelitian tentang produk-produk ini diselenggarakan melalui kolaborasi antara LIPI, Universitas Gadjah Mada (UGM), PT Kalbe Farma, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, serta Badan Pengawas Obat dan Makanan.

2. Kombinasi obat dari Unair

Logo Unair
Logo Unair (unair.ac.id)

Melansir Harian Kompas, 16 Juni 2020, para peneliti dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengembangkan riset terkait kombinasi regimen obat yang berpotensi menjadi obat Covid-19.

Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga Purwati menyebut ada lima kombinasi regimen obat yang sedang dikembangkan.

Kombinasi obat itu terdiri dari lopinavir atau ritonavir dengan azithromicyne; lopinavir atau ritonavir dengan doxycycline; lopinavir atau ritonavir dengan chlaritromycine, hydroxychloroquine dengan azithromicyne; dan hydroxychloroquine dengan doxycycline.

Purwati menyebut bahwa obat-obat ini belum diperjualbelikan secara bebas tetapi telah diproduksi dan disebarkan ke sejumlah rumah sakit yang membutuhkan.

Adapun penelitian terkait kombinasi obat ini merupakan kerja sama dari Universitas Airlangga, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dan Badan Intelijen Negara.

3. Produk eucalyptus dari Kementan

meski Australia telah menetapkan aturan baru kebijakan impor, namun dengan selalu melakukan pengawalan dan sosialisasi kepada Eksportir Sarang Burung Walet dari Jatim, hasilnya pun dikatakan Kementan, Ekspor SBW Jatim telah sukses kembali tembus negeri kangguru tersebut.
meski Australia telah menetapkan aturan baru kebijakan impor, namun dengan selalu melakukan pengawalan dan sosialisasi kepada Eksportir Sarang Burung Walet dari Jatim, hasilnya pun dikatakan Kementan, Ekspor SBW Jatim telah sukses kembali tembus negeri kangguru tersebut. (ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM)

Melansir KompasTV, 4 Juli 2020, Kementerian Pertanian (Kementan) merilis produk kalung antivirus corona dengan bahan eucalyptus pada 8 Mei 2020 lalu.

Produk ini diklaim mampu mencegah corona dan siap diproduksi massal pada Agustus mendatang.

Sumber: Warta Kota
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved