Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Surabaya

Simulasi Pembelajaran Tatap Muka SMPN 3 Surabaya, Batasi Siswa di Kelas: Pakai Sistem Ganjil Genap

SMPN 3 Surabaya melakukan simulasi pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19. Terapkan sistem ganjil genap untuk siswa masuk sekolah.

Penulis: Zainal Arif | Editor: Hefty Suud
SURYA/ZAINAL ARIF
Persiapan - Guru SMPN 3 Negeri Surabaya meperagakan simulasi pembelajaran tatap muka, guru juga berperan sebagai siswa, Senin (3/8/2020) 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menyampaikan kasus virus Corona ( Covid-19 ) berangsur menurun.

Hal tersebut membuat Dinas Pendidikan Kota Surabaya mulai menggelar simulasi pembelajaran tatap muka di jenjang SMP.

Senin (3/8/2020), SMPN 3 Surabaya menjadi salah satu sekolah yang mencoba simulasi pembelajaran tatap muka di tengah pandemi.

Dampak Pandemi Berkepanjangan, Kegiatan Dinsos Sampang Peringati Hari Kepahlawanan Ditiadakan

2 Pemainnya Tumbang Saat Latihan Perdana, Dokter Tim Arema FC Beri Penjelasan: Fisiknya Kurang Siap

"Kami melakukan simulasi ini agar tidak terjadi kesalahan apapun saat pembelajaran tatap muka nanti, simulasi ini mampu membuat kami lebih siap untuk itu," kata PLT Kepala SMP 3 Negeri Surabaya, Ahmad Syaroni.

Persiapan dilakukan mulai dari protokol kesehatan saat siswa datang ke lingkungan sekolah.

Dalam simulasi tersebut, siswa sekolah diperankan oleh para guru.

Hari Jadi Polwan ke-72, Polwan Polresta Malang Kota Gelar Baksos di Pondok Lansia Al Ishlah

Jelang MotoGP Ceko 2020, Marc Marquez Malah Naik Meja Operasi Lagi, Dokter Kuak Alasannya

Simulasi mulai siswa memasuki pintu kelas, kemudian di tes suhu menggunakan Thermo Gun, dipraktikkan oleh para guru.

"Jika siswa memiliki suhu 37 derajat keatas, kami akan menghubungi orangtua dan tidak diperkenankan mengikuti pelajaran tatap muka di sekolah," katanya.

Setelah itu, siswa disemprot cairan disenfektan di seluruh tubuh kemudian yang jalan menuju ruang kelas.

Di depan kelas terdapat wastafel dan tempat sepatu untuk para siswa agar bisa menaruh sepatu di rak dan kemudian lanjut cuci tangan untuk meminimalisir kemungkinan penyebaran Covid-19.

"Didalam kelas biasanya di isi oleh 38-40 siswa (Normal sebelum Covid-19), namun sekarang kami batasi maksimal 50 persen normal jumlah," ujarnya.

Meski tatap muka, siswa 50 persen lainnya tetap melakukan pembelajaran secara daring di rumah masing-masing.

"Jadi kami lihat dari nomer absensi, kalau ganjil hari masuk tatap muka, berarti besoknya daring, begitupun yang absennya genap kalau hari ini dari besok tatap muka, begitu seterusnya," terangnya.

Jam masuk atau mulai pembelajaran setiap kelaspun dibedakan untuk menghindari kerumunan.

"Kami lakukan untuk kelas Kelas 9 masuk jam 7 pagi, Kelas 8 masuk jam 7.30, sedangkan kelas 7 jam 8 pagi hingga maksimal jam 11 siswa sudah diperbolehkan pulang," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved