Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Rangkul Kampung Inklusi Trenggalek, Dinsos Jatim Gandeng Penyandang Disabilitas dan ODGJ Membatik

Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dorong berkembangnya kampung inklusi Kabupaten Trenggalek. Para penyandang disabilitas dan ODGJ diajari membatik.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Hefty Suud
SURYA/AFLAHUL ABIDIN
KOMPAK - Kepala Dinsos Jatim Alwi bersama para peserta pelatihan bagi para penyandang disabilitas dan ODGJ di Kabupaten Trenggalek, Rabu (26/8/2020). 

TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Dinas Sosial Jawa Timur (Dinsos Jatim) mendorong berkembangnya kampung inklusi di Desa Sambirejo, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek

Salah satu wujudnya, Dinsos Jatim bekerja sama dengan Pemkab Trenggalek, menggelar bimbingan teknik pelatihan bagi para penyandang disabilitas dan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) ringan.

30 penyandang disabilitas dan ODGJ dilatih untuk membuat batik ciprat di wilayah sekitar Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi'in atau yang lebih dikenal sebagai Pondok Gunung Kebo.

Kepala Dinsos Jatim Alwi berharap, pelatihan itu dapat memberi keterampilan bagi penyandang disabilitas dan ODGJ di Trenggalek.

"Jadi mereka harus punya keterampilan, sesuai kondisi mereka," kata Alwi, saat berkunjung ke Trenggalek, Rabu (26/8/2020).

BATIK CIPRAT - Kepala Dinsos Jatim Alwi membubuhkan tanda tangan dengan bahan malam pada kain polos ketika mendatangi  bimbingan teknik pelatihan bagi para penyandang disabilitas dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) ringan di Kabupaten Trenggalek, Rabu (26/8/2020).
BATIK CIPRAT - Kepala Dinsos Jatim Alwi membubuhkan tanda tangan dengan bahan malam pada kain polos ketika mendatangi bimbingan teknik pelatihan bagi para penyandang disabilitas dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) ringan di Kabupaten Trenggalek, Rabu (26/8/2020). (SURYA/AFLAHUL ABIDIN)

Dengan keterampilan, lanjut Alwi, mereka yang sebelumnya kerap dianggap berkekurangan ini bisa berdaya. Sehingga mereka mendapat perlakukan yang setara di lingkungannya.

Selain itu, peran warga sekitar juga penting dalam mendorong berkembangnya kampung inklusi di Trenggalek.

Maka, Alwi meminta warga lain di kampung inklusi untuk memerlakukan para penyandang disabilitas dan ODGJ secara setara.

"Ayo mereka dirangkul, diberdayakan. Karena sangat sangat mungkin mereka akan bermanfaat bagi kita," ucap dia.

Alwi optimistis, kampung inklusi di Trenggalek bisa berjalan sukses. Apalagi, pendekatan sosial di sana melibatkan pondok pesantren.

"Saya yakin dengan sentuhan aspek religius ini, program ini akan berhasil dan mereka akan hidup layak bersama-sama dengan kita," ungkapnya.

Ia juga mengapresiasi jajaran Pemkab Trenggalek yang membuka peluang pengembangan bagi produk hasil kreasi para penyandang disabilitas dan ODGJ ringan.

Dalam kegiatan itu, para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Trenggalek membuka peluang pasar dan kerja sama dengan para peserta pelatihan.

"Saya optimistis, apalagi OPD di sini punya program-program yang sangat mendukung bagi hasil kerja mereka," pungkasnya.

Salah satu peserta pelatihan, Sri Utami, mengaku mendapat pengalaman baik selama mengikuti program yang berlangsung tanggal 24-27 Agustus itu.

Dengan keterbatasan yang ia punya, penyandang disabilitas itu merasa tak punya kendala berarti ketika mempraktikkan proses pembuatan batik ciprat.

"Yang saya harapkan setelah pelatihan ini, saya ingin merangkul teman-teman dalam suatu wadah kelompok usaha batik," ujar Sri.

Penulis: Aflahul Abidin

Editor: Heftys Suud

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved