Viral Kata 'Anjay', Mahasiswa UINSA Surabaya Bangga Bernama 'Anjir', Ada Makna Mendalam di Baliknya
Namun, mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya justru bangga dengan nama Anjir yang dipakainya sejak lahir.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kata anjay saat ini telah ramai diperdebatkan karena konotasi negatif yang mengarah pada nama hewan.
Namun, mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya justru bangga dengan nama Anjir yang dipakainya sejak lahir.
Yaitu Anjir Faghnawi Achmada, mahasiswa program studi Sejarah Peradaban Islam UINSA yang namanya viral di sejumlah akun gosip di sosial media setelah temannya iseng mengunggah album kenangan sekolah berisi namanya.
• Lutfi Agizal Sudahi Pembahasan Kata Anjay, Kini Minta Maaf: Saya Tak Bermaksud Memecahbelah Bangsa
• BERITA TERPOPULER SELEB: Kata Anjay Diributkan KPAI - Tuntutan Meggy Wulandari Nafkahi Anak-anak
• Rizky Billar Tak Cocok Nikahi Lesty Kata Pakar Ekspresi, Sebut Petakilan: Bilang Anjay Kayak Gitu
"Yang posting awalnya teman SMP sama teman Aliyah saya. Awalnya dia iseng tahunya jadi gini (viral)," ujarnya pada TribunJatim.com, Selasa (1/9/2020).
Anjir menjelaskan namanya diambil dari pengarang kitab Thoriqoh Nasabandi yaitu Mahmud Al-Anjir Faghnawy. Sehingga ia cukup bangga dipanggil Anjir.
"Panggilnya Anjir saja, jangan yang lain. Saya tetap bangga, apalagi kalau tahu sebenarnya nama saya ini diambil dari nama orang hebat,"lanjut bungsu dua bersaudara ini.
Pemuda kelahiran 7 Desember 1998 itu menambahkan ada makna yang mendalam di balik nama unik tersebut. Anjir Faghnawy dari bahasa Ibrani berarti menyebarkan harum-haruman itu lebih terpuji.
Namun, meskipun memiliki makna yang baik, sejak Madrasah Aliyah atau setingkat SMA di tahun 2014, Anjir sudah mengetahui bahwa kata Anjir bermakna lain bagi sebagian orang.
Ia mengaku bahwa teman-temannya sering kaget ketika dia memperkenalkan namanya.
Terlebih, nama Anjir sering digunakan sebagai sebuah slang untuk menunjukkan ekspresi keterkejutan bagi kaum milenial.
"Terus kalau respon dari orang yang baru kenal jelas mereka kaget, pasti akan tertawa beberapa saat. Tapi setelah itu sudah nggak masalah dan satu minggu mungkin kami sudah bisa akrab,"urai mahasiswa yang menghabiskan masa kecil hingga SMA di Jombang ini.