Kepanikan di Acara Kenduri di Blitar, Warga Semburat Saat Kirim Doa, Kebakaran Jadi Sebab
Inilah kronologi kebakaran yang terjadi di Blitar saat warga gelar kenduri. Warga yang kirim doa, mendadak semburat
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Inilah kronologi kebakaran yang terjadi di Blitar saat warga gelar kenduri.
Warga yang kirim doa, mendadak semburat.
Simak kronologi lengkapnya di sini!
Acara kenduri yang digelar di rumah nenek Watiyem (72), warga Dusun Kalibentak, Desa/Kecamatan Panggungrejo, Blitar, mendadak terhenti, Senin (14/9) malam.
Itu karena warga yang lagi mengikuti acara kirim doa itu dikejutkan dengan kebakaran yang terjadi di rumah milik Kasidi (63), tetangganya nenek Watiyem.
Mereka semburat dan langsung berusaha memadamkan api yang sudah membesar itu.
• Kebakaran RSUD dr Soetomo Surabaya, Dr Joni Pastikan Bukan Gedung Ruang Rawat Pasien
Namun, usaha warga itu tak membuahkan hasil karena selain api sudah membesar, juga lagi terjadi kelangkaan air di daerah tersebut.
Akibatnya, rumah terbakar habis, terutama bagian atap.
Bahkan, perabotan rumahnya tak ada yang bisa diselamatkan karena saat terjadi kebakaran itu, rumah korban sedang kosong.
Sebab, korban sendiri juga ikut tasyakuran di rumah nenek Watiyem. Sementara, ia juga tinggal sendirian.
"Isi rumahnya tak ada yang bisa diselamatkan, mulai perabotan rumah, seperti meja, kursi, televisi (korban tak punya kulkas). Termasuk, gabah yang disimpan di dalam rumahnya juga terbakar habus," ujar AKP Rusmin, Kapolsek Panggungrejo.
Namun demikian, tak ada korban jiwa, dan api tak sampai menjalar ke rumah tetangganya.
Seperti rumah milik Wasis (49), yang ada di sebelah kanan atau utaranya.
Sebab, jarak antar rumah mereka berjauhan meski bertetangga.
"Rumah korban agak terpisah dengan rumah tetangganya. Dan, api berhasil dipadamkan setelah didatangkan dua mobil pemadam kebakaran," paparnya.
Soal penyebab kebakaran itu, Rusmin mengatakan, belum diketahui dari mana asal api itu. Sebab, saat terjadi kobaran api, rumah itu sedang kosong.
Korban sendiri sedang menghadiri acara kenduri di rumah nenek Watiyem, yang sedang mengirim doa. Cuma api diketahui dari ruang tengah.
Itu berdasarkan kesaksian tetangganya, Aldo (18). Saat itu, Aldo melintas di depan rumah korban dan melihat ada kepulan asap dari dalam rumah korban.
"Ia kaget karena melihat asap kepulan asap dengan disertai kobaran api yang membesar. Seketika itu, ia berlarian dan berteriak-teriak kebakaran," ujarnya.
Teriakan Aldo itu membuat warga gempar, termasuk warga yang sedang mengikuti acara kenduri di rumah nenek Watiyem. Sebab, jarak rumah korban dengan nenek Watiyem hanya berselisih beberapa rumah.
Mendengar teriakan Aldo itu, warga yang sedang kenduri itu langsung semburat bersama warga lainnya. Mereka ramai-ramai berusaha memadamkan api dengan cara sebisanya.
Meski sulit mendapatkan air karena lagi terjadi kelangkaan air di daerah itu, namun warga berusaha agar api tak sampai menjalar ke warga lainnya.
"Kendurinya sempat terhenti, namun akhirnya dilanjutkan kembali setelah api sudah padam," ungkapnya