Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah Difabel Sukses Kediri, Sempat Tak Kuat Omongan Tetangga, Kini Buka Usaha Kayu Berdayakan Warga

Muhammad Sugianto, warga Desa Peh Kulon Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri beber kisah sukses usaha jasa ukir kayu. Sempat tak kuat omongan tetangga.

Penulis: Farid Mukarrom | Editor: Hefty Suud
SURYA/FARID MUKARROM
Muhammad Sugianto yang akrab disapa Mohak, disabilitas Kabupaten Kediri pemilik usaha jasa ukir kayu di Desa Peh Kulon, Kecamatan Papar. 

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI – Mengalami cacat akibat polio sejak usia satu tahun bukan menjadi penghalang bagi Muhammad Sugianto, warga Desa Peh Kulon, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri untuk berkarya dan bertahan hidup.

Muhammad Sugianto sehari-hari sudah terbiasa melakukan aktivitas dengan berjalan lambat, akibat kakinya yang sakit terserang virus polio.

Namun berkat kegigihannya, pria ini sukses mendirikan usaha jasa ukir kayu.

Setiap hari Sugianto berjalan ke halaman belakang rumahnya dengan terbata-bata demi memulai aktivitas mengukir kayu pesanan warga.

Rencana Aji Santoso untuk Jadikan M Alwi Slamat Bek Kiri, Efek Stok Pemain Belakang yang Menipis

Gresik Diobok-obok Maling Motor, Belum Seminggu, 7 Motor Dilaporkan Hilang, Lihat Reaksi Polisi

Bapak satu anak ini sudah menggeluti dunia ukir kayu sejak tahun 2005 silam, kepada Tribun Jatim, Sugianto menjelaskan bahwa awal mula memilih profesi ini.

Bermula saat dirinya mendapatkan pelatihan di Solo, Jawa Tengah.

“Dulu sebelum ikuti pelatihan, saya sempat ngame di Solo karena gak kuat dengan omongan tetangga dulu, tetapi saat itu disana (solo) saya dengar informasi ada pelatihan gratis 10 orang difabel dan saya adalah orang yang terakhir terdaftar di pelatihan itu,” kata Sugianto.

Melanjutkan cerita, Sugianto mengatakan bahwa dia mendapat pelatihan selama 9 bulan.

Kekurangan Pemain Belakang, Aji Santoso Berencana Sulap M Alwi Slamat Jadi Bek Kiri

Nasib David da Silva Masih Belum Jelas, Aji Santoso Buka Suara, Bicara Soal Kemungkinan Terburuk

“Dulu yang bantu memberikan pelatiha dan pembiayaan itu dari dosen di STIS Solo dan sejumlah LSM mas, total ada 9 bulan dengan 6 bulan pembelajaran 3 bulan magangnya terkait ukir kayu,” ucapnya.

Kemudian setelah menyelesaikan pelatihan selama 9 bulan pria yang akrab disapa Mohak ini diajak bekerja di sebuah perusahaan mebel Andika selama 2 tahun.

“Setelah kemarin saat pelatihan dianggap mahir saya ditawari kawan di sana (Solo) untuk masuk bekerja di perusahaan mebel besar, tapi saya tidak lama hanya 2 tahun saja,” terangnya.

Selanjutnya ia pun memilih kembali ke kampung halaman, Kabupaten Kediri dan dibantu temannya untuk bekerja kepada seorang pemilik usaha mebel.

“Kamu punya keterampilan apa (Sugianto menirukan suara temannya), saya bisa ukir mebel, kalau begitu ayo ikut ke Nganjuk saya kenalkan pemilik mebel teman saya (lanjut kembali menirukan suara temannya yang mengajak bekerja di Pemilik Mebel Nganjuk),” cerita Mohak kepada awak Tribun Jatim.

Kini, penjualan kerajinan ukir kayu milik Mohak sudah pernah sampai di Kalimantan, Sulawesi dan Surabaya.

“Saya menggunakan penjualan online mas, tapi ya kirimnya bisa sampai Sulawesi, Kalimantan dan kebanyakan itu terkait ornamen kayu Masjid,” tuturnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved