Peduli Anak ODHA Yang Dikucilkan, Mahasiswa Untag Surabaya Beri Dukungan Belajar Bersama
Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Surabaya beserta Himpunan-Himpunan yang ada di Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag)
Penulis: Zainal Arif | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Melihat situasi dimana orang dengan HIV/AIDS (ODHA) kerap kali mendapatkan deskriminasi dari masyarakat atau lingkungan tertentu.
Membuat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Surabaya beserta Himpunan-Himpunan yang ada di Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya tergerak untuk melakukan kegiatan sosial 'W.A.N.I BAKSOS' yang di support oleh Mahasiswa Surabaya Berbagi (MSB) di Yayasan Abdi Asih di Jl. Dukuh Kupang XI/41, Surabaya.
Kegiatan yang diikuti oleh 10 anak ini telah dimulai sejak pukul 10 pagi, dengan tujuan memberikan hak kepada anak-anak ODHA untuk mendapat pendidikan dengan belajar Calistung, Bahasa Inggris dan mewarnai bersama.
Dalam kegiatan ini juga dilakukan pembatasan jumlah pengurus yang terlibat, dengan hanya membawa 5 pengurus setiap sesinya.
"Kegiatan tersebut kami adakan 2 sesi. Sesi pertama untuk mendampingi mereka belajar dan untuk sesi kedua untuk mengajak mereka bermain. Jadi persesi kami isi 5 orang dari pengurus dan 5 orang dari anak anak ODHA," ujar Achmad Fauzi Santoso selaku Ketua BEM FEB 2020 kepada SURYA.co.id, Senin (21/9/2020).
• Mariando Uropmabin Lose Contact dengan Arema FC, Tinggalkan Singo Edan?
• Yan Vellia Ziarah ke Makam Didi Kempot, Ungkap Soal Hal Pribadi Dory Harsa dan Alasan Tak Diundang
• Intip Selat Bali dari Bukit Sewu Sambang Banyuwangi, Di Barat Tersuguh Landscape Gunung Raung, Megah
Dengan didampingi oleh mahasiswa tersebut, anak-anak ODHA yang usianya masih rata-rata (5-7 tahun) terlihat antusias dalam mewarnai secarik kertas dihadapannya.
Senyum serta tawa juga terdengar selama kegiatan berlangsung hingga mereka berhasil mewarnai buah Apel, hewan Jerapah dan lain-lain.
Sementara itu, Fauzi bersama beberapa pengurus mengaku mendapat banyak pelajaran berharga terutama lebih peduli untuk berbagi dan bersyukur atas apa yang telah dimiliki saat ini.
"Senyuman mereka adalah kebahagiaan bagi kami. Kami perlu melihat keatas untuk memotivasi diri dan juga perlu melihat kebawah untuk bersyukur atas apa yang dimiliki saat ini," terangnya kepada TribunJatim.com.
Fauzi mengungkapkan pihaknya ingin memberikan semangat serta support kepada anak-anak ODHA.
"Kami juga ingin menghilangkan stigma negatif masyarakat sekitar, bahwasanya kami berani mengapa kalian tidak? karena mengucilkan orang dengan HIV/AIDS bukanlah orang yang manusiawi," katanya kepada TribunJatim.com.
Dilain pihak, pengasuh anak-anak ODHA, Vera menjelaskan, sejatinya sebagian dari mereka (masyarakat sekitar) mengetahui jika jabat tangan, mengobrol atau berpelukan tidak dapat menularkan virus HIV/AIDS. Namun mereka tetap mengucilkan anak-anak asuhnya.
"Yang menyedihkan lagi ketika anak-anak bermain didepan rumah mendapatkan perlakuan tidak pantas oleh warga, padahal anak tersebut tidak menganggu anak anak lain/warga sekitar," tutup Vera sembari meneteskan air mata. (zia/Tribunjatim.com)