Diam di Rumah Memicu Sakit Jantung, Habitat for Humanity Indonesia Ajak Lomba 'Bergerak', Ayo Sehat!
Diam di rumah menimbulkan gaya hidup sendetary yang bisa memicu penyakit jantung. Habitat for Humanity Indonesia ajak lomba 'bergerak' bakar kalori.
Penulis: Melia Luthfi Husnika | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Habitat for Humanity Indonesia kembali menggagas kegiatan kemanusiaan di tengah pandemi virus Corona ( Covid-19 ).
Melalui kegiatan 'Bergerak', seluruh masyarakat diajak berkompetisi yang tujuannya membakar kalori.
Direktur Nasional Habitat for Humanity Indonesia, Susanto Samsudin mengatakan, banyak waktu di rumah imbas pandemi, menjadi latar belakang terselanggaranya acara tersebut.
• Lokasi Posko Pemenangan Gus Ipul - Mas Adi Representatif, Misbakhun Sebut Ini Pertanda Baik
• Atta Pernah Ketemu Anak Happy, Mantan Istri Kedua Ayahnya Minta 1 Hal: Kenalkan Adik Kamu ke Publik
Susanto berpendapat, lebih sering menghabiskan waktu di rumah menimbulkan gaya hidup sendetary.
Orang cenderung lebih banyak duduk dan diam di rumah daripada beraktivitas di luar.
"Pandemi terutama saat PSBB membuat orang harus diam di rumah. Karena terlalu lama kemudian muncul gaya hidup sendetary. Hal ini justru menimbulkan masalah baru," kata Susanto saat menjadi pembicara di acara Virtual Presscon Bergerak, Rabu (23/9/2020).
• Pria Tewas Telanjang di Jurang, Istri Disebut Kerasukan Arwahnya, Tersiksa, ini Sosok Pembunuhnya
• United Tractors Serahkan Donasi 8 Ventilator Untuk Penanganan Covid-19 di Jatim
Susanto menuturkan, sendetary ini memicu munculnya penyakit lifestyle, jantung, darah tinggi hingga diabetes.
Padahal, potensi bertahan pasien terinfeksi Covid-19 akan makin berat jika memiliki penyakit bawaan.
"Kurang gerak bisa menimbulkan berbagai permasalahan seperti penyakit yang justru memperburuk kondisi di tengah Covid. Padahal selama Covid-19 ini daya tahan tubuh harus optimal supaya tetap sehat dan bugar," ujarnya.
Ia mengatakan, penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes, jantung, paru dan demam berdarah akan memperburuk kondisi.
"Sebagian besar penyakit penyerta itu bisa disebabkan oleh gaya hidup sendetary," imbuhnya.
Melihat kondisi demikian, Susanto mengutarakan, Habitat for Humanity Indonesia kemudian menginisiasi kegiatan 'Bergerak' di masa pandemi.
Kegiatan ini untuk mengajak seluruh masyarakat bangkit dan bergerak untuk hidup lebih sehat.
Mengusung tagline 'Bangkitkan Energi dan Gerakkan Kebaikan', Susanto berharap masyarakat bisa turut serta.
"Selain itu, Habitat for Humanity Indonesia juga mengadakan kegiatan bakti menyediakan rumah singgah bagi tenaga medis. Jadi selain ikut kompetisi 'Bergerak', masyarakat juga bisa ikut menebar kebaikan lewat donasi," paparnya.